Rini Soewandi: "kita Membutuhkan Pergerakan Ekonomi Sesegera Mungkin"

Edisi: 28/30 / Tanggal : 2001-09-16 / Halaman : 43 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,


SEBULAN sudah, Rini Mariani Soemarno Soewandi menduduki kursi Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Menperindag) di Kabinet Gotong-Royong. Dan perempuan berusia 48 tahun kelahiran Maryland, Amerika Serikat, ini tidak punya banyak waktu untuk membenahi bidang industri dan perdagangan di Indonesia. Rini hanya punya sekitar dua tahun untuk itu.

Maka, mau tak mau, sarjana ekonomi dari Wellesley College Massachusetts, Amerika Serikat, ini harus cepat mempelajari situasi. Apalagi kondisi perekonomian Indonesia memang belum pulih dari terjangan krisis ekonomi. Masalah seperti sektor riil yang belum berjalan, suku bunga dan inflasi yang masih tinggi, semua merebut perhatiannya. Bahkan ekspor pun, yang biasanya menikmati keuntungan dari nilai rupiah yang lemah, ikut turun. "Dalam waktu yang singkat ini, kita harus bisa membuat program-program ekspor," kata ibu tiga anak itu.

Untungnya, bukan pertama kali ini Rini diterjunkan ke dalam kondisi sulit. Rini kembali ke PT Astra International sebagai Presiden Direktur (1998) ketika kondisi perusahaan otomotif primadona Asia itu sedang sakit berat. Utang jangka panjang yang jatuh tempo pada semester pertama 1998 menggelembung 300 persen menjadi Rp 7,32 triliun. Sedangkan nilai sahamnya—dari belasan ribu rupiah—merosot tajam hingga hanya Rp 225 per lembar!

Tapi Rini cukup banyak akal untuk mengatasinya. Selain memimpin delegasi negosiasi utang Astra dengan lembaga keuangan internasional, ia juga mengambil langkah-langkah drastis—mungkin juga berani. Perempuan yang menjabat Direktur Keuangan Astra (1998-2000), dan Manajer Umum Bidang Keuangan Astra sejak 1989 itu melakukan pemotongan gaji eksekutif, penutupan jaringan distribusi yang kurang strategis, serta mengurangi sekitar 20 persen (dari sekitar 100 ribu) karyawan Astra.

Selain mempunyai pengalaman di Astra, perempuan Jawa ini memang memiliki seransel penuh bekal di bidang industri dan perdagangan. Rini pernah berkarir di Citibank (1982-1989) hingga menjadi salah satu wakil direktur dan komisaris di Bank Universal (1990). Ia pun pernah terjun ke bisnis sektor riil, dengan menduduki berbagai posisi seperti Presiden Komisaris Astra Agro Lestari (1999), Komisaris PT Agrakom (2000), dan Presiden Komisaris Semesta Citra Motorindo (2000).

Nah, mampukah ibu tiga anak ini? Itu bisa dilihat nanti. Dan untuk mencermati sikapnya, simaklah hasil wawancara Dewi Rina Cahyani dan Nugroho Dewanto, yang didampingi fotografer Awaluddin R. dari TEMPO, dengan Rini Soewandi. Wawancara dilakukan di kantornya, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis, 23 Agustus 2001.

Apa program kerja Anda untuk Departemen Perdagangan dan Perindustrian?

Sejak menjadi menteri, saya mencoba mempelajari betul program yang sudah ditetapkan oleh menteri-menteri sebelumnya. Salah satu di antaranya adalah pembangunan nasional, yang mulai dikomunikasikan pada pertengahan September ini. Kami mencoba melihat apa saja yang dapat diimplementasikan, karena kita memang sangat memerlukan pergerakan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…