Aceh Di Tangan Megawati
Edisi: 28/30 / Tanggal : 2001-09-16 / Halaman : 118 / Rubrik : KL / Penulis : Sukma, Rizal , ,
Rizal Sukma*)
*) Peneliti di CSIS Jakarta
SEJARAH Aceh, khususnya sejak Orde Baru, adalah kisah penuh darah dan air mata. Masa depan menjadi sesuatu yang penuh ketidakpastian. Harapan akan adanya penyelesaian, yang sempat muncul bersamaan dengan jatuhnya Presiden Soeharto, segera kandas akibat ketidakmampuan pemerintahan Habibie, yang kemudian diperburuk oleh kekacauan pemerintahan Abdurrahman Wahid.
Sekarang, harapan itu kembali muncul dengan tampilnya Megawati Sukarnoputri. Masyarakat Aceh kembali teringat pada janji yang pernah diucapkan Megawati sambil meneteskan air mata, bahwa "apabila Cut Nyak berkuasa nanti, tidak akan dibiarkan setetes darah pun mengalir di bumi Serambi Mekah". Untuk itu, kredibilitas pemerintahan Megawati akan sangat bergantung pada realisasi janji-janjinya itu, bukan pada susunan kabinet.
Namun, serangkaian peristiwa di Aceh kembali menghadirkan bayang-bayang masa lalu yang gelap. Bersamaan dengan pengumuman kabinet baru, misalnya, 31 warga Aceh dibantai oleh "kelompok bersenjata" di perkebunan Julok, Aceh Timur. Kemudian, bentrokan bersenjata antara pasukan TNI/Polri dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) mengalami eskalasi. Lalu, menjelang kunjungan Presiden ke Aceh, Rektor Universitas Syiah Kuala, Profesor Dayan Dawood, ditembak mati.
Memang, pemerintahan Megawati, yang menempatkan keutuhan wilayah sebagai…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…