Rezeki Dari Ledakan Bom
Edisi: 25/30 / Tanggal : 2001-08-26 / Halaman : 76 / Rubrik : SEL / Penulis : Pareanom, Yusi A. , Kurniawan, Deddy ,
DI ATAS bale-bale bambu di samping gudangnya, La Pei duduk tercenung. Matanya yang sedikit memerah menerawang jauh pada tiga kapal motornya yang tertambat di Pelabuhan Wanci, yang berjarak beberapa puluh meter. Laki-laki berusia 29 tahun ini lantas meraih sebuah botol minuman keras. Cairan air api ini teguk demi teguk ditelannya. "Saya pusing melihat kapal-kapal itu menganggur," kata La Pei.
La Pei layak berwajah muram. Kapal miliknya selama ini jadi alat penghasil uang utama untuknya. Aneka barang bisa ia datangkan ke Pulau Buton dengan kapalnya. Keuntungan terbesar ia peroleh dari perdagangan pupuk urea dan alat-alat pembuat bom rakitan lainnya. Bahan-bahan gawat ini biasanya ia beli di Tawao, Malaysia. Namun, sudah setengah tahun terakhir rezeki besar La Pei tersumbat. Akhir November tahun lalu, Umar dan Lakebo, yang merupakan dua warga desa tempat La Pei tinggal, ditangkap polisi. Mereka kedapatan memiliki pupuk urea sebanyak seribu sak, seribu detonator, dan puluhan meter sumbu peledak, tanpa dokumen yang sah. Sejak saat itu, nyali La Pei ciut. Tapi, ya itu, karena kapalnya mengaso, pemasukannya pun mengempis.
Sebetulnya, memasok bahan bom bukan pekerjaan yang ditekuni…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…