Hatta Dan Kepemimpinan Yang Hilang

Edisi: 24/30 / Tanggal : 2001-08-19 / Halaman : 15 / Rubrik : OPI / Penulis : , ,


SEANDAINYA Mohammad Hatta masih hidup, kita sedang merayakan hari ulang tahunnya yang ke-99 pekan ini. Boleh dibayangkan tak akan ada pesta meriah dengan musik dan dansa-dansi, tapi barangkali sebuah seminar atau peluncuran buku dengan topik yang berat. Peminatnya pasti meluap, karena tema serius yang menjadi obsesi Hatta sangat relevan dengan keadaan sekarang: tentang demokrasi kita.

Dan Hatta akan tampil dengan pembawaannya yang tenang, bahkan—bagi sebagian orang—mungkin terasa membosankan. Ia memang bukan seorang orator yang membakar semangat pendengarnya. Hatta bukan penggerak revolusi massa, ia pencerah alam pemikiran. Khalayak akan diajaknya untuk merenungkan persoalan yang dihadapi, mengambil kesimpulan, dan menjalankan apa yang harus dilakukan dengan keyakinan dan sekaligus kesabaran tinggi.

Sejak dulu Hatta memang seperti telah berbagi tugas dengan kawan seperjuangannya. Sukarno adalah penyeru rakyat untuk menjebol kolonialisme, sedangkan dirinya adalah pengajak orang ramai untuk membangun institusi demokrasi. Sebab, tanpa demokrasi, penjajahan yang diusir melalui pengorbanan darah dan air mata akan kembali ke Tanah Air. Memang tidak lagi berbentuk…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18

Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.

K
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18

Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.

S
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25

Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.