Nasib Monumen Intelektual Hatta

Edisi: 24/30 / Tanggal : 2001-08-19 / Halaman : 84 / Rubrik : IQR / Penulis : , ,


DI atas ngarai nun di Bukittinggi, hidup tak pernah berubah. Dinding gedung bergaya arsitektur Minangkabau itu masih diselimuti lumut, atapnya masih terdiri atas serangkaian seng yang sudah karatan, dan halaman itu masih penuh sesak dengan rumput liar. Tak mudah bagi pengunjung untuk menemukan gedung ini karena letaknya persis di bawah jalan raya. Yang membedakan hanyalah sebuah papan nama kecil yang terpasang di pintu masuk: "Perpustakaan Mohammad Hatta"—sebuah nama yang identik bukan saja dengan lahirnya republik ini, tapi juga dengan buku dan ilmu.

Di kota kelahirannya itu, masyarakat Bukittinggi membangun perpustakaan dengan menggunakan namanya untuk mengenang jasa Bung Hatta. Hatta pula yang meresmikan perpustakaan ini dengan membuka kunci pintu perpustakaan pada 12 Agustus 1976, persis pada hari ulang tahunnya yang ke-74. Juli silam, reporter TEMPO mencoba menelusuri perpustakaan ini. Bak sebuah rumah gadang yang terlupakan, perpustakaan itu jauh dari perawatan. Sunyi, senyap, tanpa aura intelektual, ruang baca perpustakaan yang berukuran 20 meter persegi itu, hari itu, dikunjungi tujuh orang siswa SMU, yang asyik membaca roman picisan. Padahal, di dinding belakang dan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…