Minamata Buatan Indonesia
Edisi: 24/30 / Tanggal : 2001-08-19 / Halaman : 214 / Rubrik : LIN / Penulis : Adi, I G.G. Maha , W., Bambang K., Z., Redy M.
SINAR bulan yang pucat memantul dari air. Kabut belum lagi naik, karena jam baru menunjuk pukul 05.00 pagi. Di sebuah desa tak bernama di tepian Sungai Kelian, Sondang, 40 tahun, sudah berendam. Bukan untuk mandi, tapi ngerebo--mendulang emas. Ia memenuhi ayakannya dengan lumpur sungai sembari berharap 1-2 gram bijih emas tersangkut di dalamnya. Sondang mengaku tak pernah memakai merkuri, karena sepenuhnya berharap dari kepingan logam mulia yang nyangkut di dulangnya.
Sondang tak sendiri di anak Sungai Mahakam, Kalimantan Timur itu. Puluhan temannya sudah berendam hingga menjelang siang, Selasa pekan lalu, sebagaimana hari-hari yang lain. Tapi, buat yang punya modal, mereka tak harus berendam. Dengan membeli pompa penyedot lumpur, mereka bisa manyaringnya dari atas rakit. Saat ini sekitar 70 pompamilik 500-an orang penambangberderet di sungai itu. Selama 12 jam kerja sehari, alat penggerus…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…