Hutan Amblas, Bantuan Bablas
Edisi: 34/31 / Tanggal : 2002-10-27 / Halaman : 126 / Rubrik : LIN / Penulis : Manggut, Wenseslaus , Febrianti, Bakhori, Syaipul
SEBUAS-buasnya harimau, lebih buas manusia. Ungkapan ini amat tepat untuk menggambarkan kondisi Taman Nasional Kerinci Seblat, salah satu tempat bermukim harimau sumatera di Pulau Swarnadwipa itu. Kawasan yang ditetapkan oleh undang-undang sebagai tempat untuk melindungi hidup si raja hutan itu sejak beberapa tahun lalu sudah berubah jadi arena penjagalan karena ulah para pemburu liar. Enam tahun lalu, jumlah harimau di sana masih 500 ekor. Tapi kini, berdasar analisis citra satelit dan pantauan tim WWF (World Wildlife Fund), jumlahnya susut menjadi seratus ekor saja. Kulit belangnya secara rutin mengalir lancar untuk diperdagangkan di Jakarta.
Melihat kondisi ini, jelaslah bahwa nasib harimau, gajah, bunga bangkai, kekayaan flora fauna Kerinci Seblat sudah digariskan. Mereka akan lenyap. Kepunahan ini bakal makin cepat setelah bantuan Bank Dunia untuk pengelolaan kawasan itu disetop akhir September lalu. Ini cermin muram bagi taman nasional lain di Indonesia. Sementara taman nasional yang dibantu uang seabrek saja hancur lebur, apalagi yang dikelola dengan dana minim.
Bantuan untuk Kerinci Seblat disepakati di Washington, AS, pada Juni 1996. Dana semula akan terbagi dua, yaitu pinjaman US$ 19…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…