Sidney Jones: "hambali Adalah Petinggi Al-qaidah"

Edisi: 35/31 / Tanggal : 2002-11-03 / Halaman : 52 / Rubrik : WAW / Penulis : Prabandari,Purwani Diyah , Bektiati, Bina , Kleden, Hermien Y.


DI atas lemari apartemennya di Brooklyn, New York, Sidney Jones menemukan kardus tua itu. Tak pernah disentuh selama 15 tahun, bahkan isi kardus itu telah ia lupakan. Dan dia terperangah ketika membongkar isinya: dia menemukan sejumlah dokumen tentang beberapa tokoh Islam yang dicap radikal di sebuah negara yang amat dikenalnya: Indonesia.

Bertahun-tahun aktif di bidang hak asasi manusia, wanita peneliti asal New York ini pernah melakukan berbagai studi di bidang hak asasi manusia—khususnya di Asia—termasuk Indonesia. Pada Mei 2002, Sidney Jones kembali ke kota ini. Bukan untuk mengurus tahanan tapi untuk lembaga International Crisis Group. Di sela-sela kesibukannya, dia menggarap isi kardus tua di atas. Sidney Jones memilah-milah catatan persidangan tokoh-tokoh dari kelompok Islam yang pernah dicap radikal di masa Orde Baru seperti Abu Bakar Ba'asyir, Abdullah Sungkar (almarhum), dan Irfan S. Awwas.

Bermodalkan dokumen-dokumen tersebut, ditambah beberapa wawancara, Sidney Jones kemudian menuliskan sebuah studi tentang akar masalah kelompok Islam militan. Dengan memfokuskan tulisan itu pada Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Jawa Tengah, dia meluncurkan sebuah laporan 20-an halaman berjudul Al-Qaeda in Southeast Asia: The Case of The "Ngruki Network" in Indonesia, awal Agustus lalu.

Tulisan itu memberikan latar belakang komprehensif terhadap masalah munculnya kelompok-kelompok "Islam militan", "Islam fundamentalis", atau "Islam radikal"—apa pun sebutannya—di Indonesia. Di tengah riuh-rendahnya tuduhan terhadap Indonesia sebagai salah satu tempat cabangnya jaringan Al-Qaidah—yang dikaitkan dengan Abu Bakar Ba'asyir, Jamaah Islamiyah, dan Pondok Pesantren Ngruki—tulisan Sidney Jones paling tidak bisa memberikan sejumlah penjelasan. Termasuk, tentang latar belakang sejumlah tokoh yang santer disebut namanya selepas pengeboman di Kuta, Bali, dua pekan lalu, seperti Abu Bakar Ba'asyir, pemimpin Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki.

Lantas, mengapa studi tentang Ngruki itu dia luncurkan hanya beberapa bulan sebelum meledak peristiwa berdarah di Kuta? Sidney Jones mengatakan semuanya serba kebetulan—termasuk tulisannya yang menjelaskan soal Jamaah Islamiyah. Jones memang khatam dalam urusan menelaah akar kelompok "garis keras" di Indonesia. Pada akhir 1970-an dan awal…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…