Berebut Lahan Di Kota Preman

Edisi: 33/31 / Tanggal : 2002-10-20 / Halaman : 36 / Rubrik : NAS / Penulis : Sepriyossa, Darmawan , Soedjiartono, Bambang ,


MEDAN mungkin satu-satunya kota tempat selembar stiker dihargai bagai saham. Pernah barang itu diminati orang dengan harga tinggi, sebelum kini, setelah bentrokan polisi dengan anggota Lintas Udara 100 dua pekan lalu, stiker berisi lambang organisasi militer atau kepolisian jatuh tanpa harga. Tak ada lagi mobil dengan stiker seperti itu berani lalu-lalang di kota.

Dulu hampir semua orang Medan percaya kepada rahasia ganjil ini: agar aman, tempellah stiker polisi atau organisasi militer di kaca mobil. Sebagaimana masyarakat Tionghoa percaya tempelan ciamsi bisa mengusir setan, orang Medan percaya stiker militer bisa menghalau preman. Hampir tak ada mobil bernomor Medan dan sekitarnya yang alpa membawa stiker ini. Tapi kini, jangankan menjadikannya aksesori kendaraan, masyarakat memilih mencopotinya. ”Kita tak mau jadi pelanduk yang mati konyol saat dua gajah bertarung,” kata seorang pemilik…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?