Gus Dur Melanjutkan Perjalanan
Edisi: 22/30 / Tanggal : 2001-08-05 / Halaman : 30 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Dharmasaputra, Karaniya , Prabandari, Purwani D. , Prasetya, Adi
TAK ada lagi sarung dan selop berseliweran di Istana Merdeka. Semua kini kembali serba formal dan teratur sebagaimana layaknya istana presiden. Kamis pekan lalu, di suatu sore tepat pukul 15.40, pintu gerbang Istana terbuka perlahan. Selawat badar bergemuruh. Dari dalam, beriring keluar rombongan mantan presiden Abdurrahman Wahid. Keharuan menyelimuti ribuan orang yang siang itu berkumpul untuk melepas kepergiannya meninggalkan Istanabeberapa jam sebelum ia terbang ke Amerika Serikat untuk menjalani pengobatan di Rumah Sakit John Hopkins, Baltimore.
Di atas podium di Lapangan Monas, berdiri seseorang yang seperti telah lama "hilang": Gus Dur yang cuma berkemeja lengan pendek, Gus Dur yang bukan presiden lagi, Gus Dur yang selalu meneriakkan demokrasi dari pinggir kekuasaan. "Kita semua akan memperjuangkan demokrasi, kalau perlu dengan keringat, darah, dan air mata," katanya dengan nada bergetar di tengah massa yang terus mengelu-elukannya.
Kekuasaan yang baru saja lepas dari tangannya tak membuatnya sendirian. Di senjakala kepresidenannya, ia terus dikelilingi para sahabatnya. Tak cuma warga Nahdlatul Ulama, mereka datang dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari lawan-lawan politik yang baru saja menjungkalkannya, pemimpin partai gurem, aktivis LSM, sampai berbagai pemuka agama seperti Uskup Agung Jakarta, Julius Kardinal Darmaatmadja S.J.; Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Pendeta Natan Setiabudi; Pendeta Hindu Ida Pedanda Resi Dwijawara; dan pemimpin umat Buddha, Bhiksu Sukemo Thera. Hari itu, Abdurrahman meninggalkan Istana dengan tak mengurangi kebesaran namanya sebagai seorang pejuang demokrasi dan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…