Suara Kritis Dari Para Domba

Edisi: 32/31 / Tanggal : 2002-10-13 / Halaman : 58 / Rubrik : AG / Penulis : Maksum, Dwidjo U. , ,


TERMINAL Bungurasih, Kota Surabaya, dini hari Selasa pekan lalu. Romo Kurdo Irianto, 40 tahun, mencari bus kota. Mengenakan jaket warna gelap, bersepatu sandal warna hitam dan menjinjing laptop, pastor kelahiran Rembang, Jawa Tengah, itu hendak pergi ke luar kota untuk melayani undangan umat. Wajah dan penampilannya dikenal oleh sebagian orang kecil. Tubuhnya kurus dan tinggi. Banyak orang dari sopir bus sampai pedagang asongan yang menyapanya.

Di Surabaya, Romo Kurdo banyak terlibat dalam kegiatan sosial. Ia antara lain memberdayakan anak-anak jalanan di kawasan Stasiun Wonokromo dan keluarga para tukang becak. Ia dekat dengan masyarakat miskin. Cuma, belakangan Romo Kurdo justru terlempar jauh dari hierarki Gereja Katolik Keuskupan Surabaya. Ada apa?

Kasus Romo Kurdo adalah sebuah fenomena. Ditahbiskan menjadi imam pada 1989 di Paroki St. Aloysius Gonzaga, Kota Surabaya, Kurdo mengundurkan diri pada Desember 2001 karena…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…