Nyanyian Pilu Para 'keuchik'

Edisi: 18/32 / Tanggal : 2003-07-06 / Halaman : 36 / Rubrik : NAS / Penulis : Manggut, Wenseslaus , Manan, Abdul, Junaedy, Cahyo


NYALI Ishak Makam bagai terbang entah ke mana. Tiga tamu tak diundang itu memang tidak mengumbar ancaman, tapi senapan Kalashnikov yang mereka empaskan di atas meja di ruang tamu sudah cukup membuat jantung berdebar. "Kami minta uang dua setengah juta," kata seorang dari ketiga tamu itu, dengan mata melotot. Ishak Makam memejamkan mata, berusaha menstabilkan dengkulnya yang menggeletar. Dalam ketakutan, pria 50 tahun itu menjawab sekenanya, "Saya minta waktu beberapa hari, Pak."

Lumayan, para tamu itu mengangguk, melangkah ke pintu, lalu menghilang ke belakang kampung. Ishak mengurut dada, lalu menarik napas panjang berulang-ulang. Lega. Tapi itu cuma sementara. Selang dua hari kawanan itu datang lagi. Kali ini mereka tak sudi pulang melenggang hampa. "Mana uangnya?! Serahkan, atau…," kata seorang pria bertubuh gempal dengan moncong bedil mematuk jidat Ishak. Tak ada pilihan lain, sisa kas desa Rp 2,5 juta berpindah ke saku kawanan itu.

Sebelum pergi, mereka masih meninggalkan ancaman, "Bulan depan jangan tunda-tunda lagi. Kalau ditunda, kamu didor!" Sungguh, ancaman itu membuat hari-hari Ishak tak pernah tenteram. Jantungnya selalu berdebar-debar jika pintu rumahnya diketuk, walau cuma oleh tetangga sebelah yang datang bertamu. Para pemeras bersenjata itu mengaku anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang ngotot ingin memisahkan Serambi Mekah itu dari Republik Indonesia.

Ishak sendiri adalah keuchik alias kepala desa di daerah Bireuen. Menurut para kawanan tersebut, pungutan itu merupakan pajak untuk pemerintah Nanggroe Aceh—pemerintah versi GAM tentu saja. Pasukan GAM itu, menurut Ishak, beberapa kali…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?