Globalisasi: Dari Buruh Sampai Mahaguru
Edisi: 18/32 / Tanggal : 2003-07-06 / Halaman : 130 / Rubrik : KL / Penulis : Heryanto, Ariel , ,
REKTOR bukan profesi yang enak atau gampang di Indonesia pada masa ini. Dari pihak pemerintah, universitas dituntut lebih mandiri secara finansial. Orang tua mahasiswa dan khalayak menuduh universitas telah menjadi komersial dan kapitalistis karena menaikkan uang pendaftaran dan uang kuliah. Sedangkan dosen yang berprestasi menganggap universitas gagal menyediakan gaji dan iklim kerja yang pantas. Apa pun tindakan yang dipilih universitas seakan menjadi serba salah.
Pernyataan Satryo Soemantri Brodjonegoro, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, tentang puluhan dari sebagian dosen terbaik Indonesia yang bekerja di Malaysia, Singapura, atau Brunei mengangkat kembali persoalan yang tidak baru tapi semakin serius. Persoalan itu dapat disebut sebagai merasuknya pendidikan dan tenaga kerja profesional Indonesia ke dalam kapitalisme global. Sayangnya, tanggapan publik Indonesia sering kali masih berwatak nasionalâjika bukan pranasional. Ketika pendidikan Indonesia ditelan proses transnasional, elite politik Indonesia berdebat tentang identitas keagamaan guru dalam pengajaran agama, dan para pendukung masing-masing berbaku hantam di jalanan.
Disukai atau tidak, urusan anak didik dan dosen kita tidak berbeda jauh dari status buruh bangunan atau pembantu rumah tangga. Dua puluh tahun lalu, seorang ibu di Jawa bisa dilabrak tetangganya bila menggaji seorang pembantu sepuluh ribu rupiah lebih tinggi dari yang lazim di kampungnya. Si ibu dianggap merusak harga pasaran. Sekarang ukuran kepantasan gaji seorang pembantu rumah tangga tidak ditentukan oleh kemurahan hati satu atau dua majikan di kampung, melainkan oleh pasar kerja berskala global. Nilainya setinggi gaji dosen di Indonesia. Yang "merusak" harga pasaran pembantu di kampung adalah jutaan orang yang tidak saling kenal. Mereka terdiri atas para majikan, pemerintah, dan agen makelar antarbangsa: Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Hong Kong, atau Taiwan.
Begitu juga nasib universitas, mahasiswa, dan dosen. Minggu-minggu ini, publik…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…