Arifin Panigoro, Bom Waktu Yang Siap Diledakkan
Edisi: 17/30 / Tanggal : 2001-07-01 / Halaman : 20 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Sudarsono, Gendur , Budiyarso, Edy , Manggut, Wenseslaus
SEPERTI menunggu bom waktu meledak. Cemas, serba tak pasti. Suasana itulah yang melanda PDI Perjuangan sekarang ini. Sang bom waktu adalah kasus Arifin Panigoro. Pengusaha minyak berusia 56 tahun yang baru masuk partai dua tahun silam itu memang moncer. Namanya hampir tiap hari menghiasi halaman depan koran-koran. Tapi kehadirannya kemudian jadi mencemaskan, terutama sejak 12 Juni lalu, setelah Presiden Abdurrahman Wahid mengizinkan Kejaksaan Agung memeriksa Ketua Fraksi PDI Perjuangan (PDI-P) di DPR tersebut. Kalau kasusnya meledak, misalnya ia ditangkap, pasti bukan cuma PDI-P yang guncang. Getarannya tentu akan menggoyang kekuatan partai-partai seteru Presiden Abdurrahman di Gedung MPR/DPR Senayan.
Saat kejaksaan mengumumkan akan memeriksa bos perusahaan minyak Medco itu saja pentolan berbagai fraksi di DPR geger. Mereka yang sering berkumpul di rumah Arifin Panigoro di Jalan Jenggala 4, Jakarta Selatan, itu selama ini dijadikan motor penggerak pelaksanaan Sidang Istimewa MPR. Para politisi dari PDI-P, Partai Golkar, PPP, PAN, dan PBB itu menurut Achmad Sumargono, Ketua Fraksi PBB, segera berapat. Sejumlah rumus penyelamatan dirancang.
Pengaruh Geng Jenggala ini luar biasa. Terbukti, tak lama keresahan mereka bisa menjelma jadi keresahan mayoritas wakil rakyat di Senayan. Malah, pada 14 Juni lalu, ada seorang anggota DPR yang nekat. Di luar prosedur resmi, ia menelepon dan mengundang Jaksa Agung Baharuddin Lopa ke Komisi II DPR esok harinya untuk menjelaskan rencana pemeriksaan Arifin dan juga Akbar Tandjung. Lopa, yang baru beberapa bulan jadi jaksa agung, pun kaget. Lalu, ia menghubungi Ketua Komisi II, Amin Aryoso, menanyakan apakah sekasar itu prosedur pemanggilan seorang pejabat.
Akhirnya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…