DULU UNTUK PATROLI, KINI UNTUK KONVOI

Edisi: 18/30 / Tanggal : 2001-07-08 / Halaman : 60 / Rubrik : GH / Penulis : Wiyana, Dwi , Srihartini, Rinny ,

RIUH membelah keramaian Kota Bandung, Minggu dua pekan lalu. Ada asap diikuti deruman suara cukup keras di berbagai ruas jalan. Demo buruh lagi? Beberapa hari sebelumnya, Kota Kembang memang dicekam kerusuhan yang ditimbulkan oleh demo kaum pekerja. Tapi keriuhan kali ini sama sekali tak berhubungan dengan protes para buruh. Sebaliknya, demo yang menarik perhatian warga itu datang dari orang-orang berkantong tebal. Yang mereka pertontonkan pun bukan protes atau kemarahan, melainkan letupan kegembiraan dengan kesan hura- hura yang kental.

Dengan motor gede, minimum berkekuatan 500 cc, ratusan orang berduit itu mengembuskan asap knalpot dan suara berdentam-dentam mesin motor. Mereka berarak-arakan "mengukur jalan" sepanjang 10 kilometer, dari Lapangan Olahraga Saparua, melewati berbagai ruas jalan besar seperti Jalan Asia-Afrika, Wastukencana, dan Jalan Merdeka, dan kembali lagi ke Lapangan Saparua.

Sekitar 900 motor gede berbagai merek diikutkan pada acara yang dikemas dalam "Brotherhood Rollin Thunder City Camp 2001" itu. Dalam arak-arakan itu, berbaris merek-merek top berharga hingga ratusan juta rupiah seperti Harley Davidson, BMW, Norton, Indian, dan Hendersson. Pemiliknya adalah para pencinta motor gede—biasa disebut "moge"—yang datang dari berbagai klub. Sedikitnya ada 54 klub pencinta moge dari berbagai tempat di Indonesia yang ikut dalam acara itu. Sebut, misalnya, Harley Davidson Club Indonesia, Harley Owner Group, BMW Club, Motorhead Kalimantan, Oldog Yogyakarta, dan Inlanders Lampung. Semuanya tampil bersama untuk merayakan…

Keywords: -

Rp. 15.000