Celana Ditarik Kuda, Universitas Hamburger, Dan...

Edisi: 18/30 / Tanggal : 2001-07-08 / Halaman : 96 / Rubrik : SUP / Penulis : Mathari, Rusdi , Cahyana, Ludhy ,

Ucapan bersayap Coolidge memang tidak keliru. Terbukti, orang-orang Yankee amat piawai berbisnis. Hanya dalam rentang 100 tahun sejak awal abad ke-20, bisnis mereka sudah begitu merasuki perekonomian dunia--dan menyisihkan dominasi Eropa, yang sudah lebih dulu berjaya. Lewat banyak perusahaan dan produk yang dihasilkannya, bisnis negara adikuasa itu kini bahkan menjadi salah satu denyut paling kencang dalam nadi perekonomian dunia.

Dan belitannya bagai gurita raksasa. Produk-produknya, seperti pakaian, makanan dan minuman, sinema, otomotif, pesawat udara, peralatan militer, bahkan juga gaya hidup, telah menyihir seluruh penduduk dunia. Mereka tidak saja membeli dan memilikinya, tetapi juga mencoba menirunya. Sebutlah Coca-Cola dan Pepsi. Adakah merek minuman ringan lain yang dapat menyaingi popularitas dan kelarisannya? Atau, film-film Hollywood, yang hingga kini merajai banyak bioskop dan ramai diputar lewat VCD-DVD player hingga dilayar tancap.

Selain menanam modal langsung di bidang industri dan perdagangan di banyak negara, banyak perusahaan AS juga rajin membuka waralaba di berbagai negeri. Kombinasi investasi seperti itu dilakukannya di Indonesia. Sebagian menanam modal langsung, sebagian lagi hanya memberi hak paten. Berikut profil beberapa di antaranya.

* Levi Strauss

Tersebutlah seorang imigran asal Bavaria, Jerman, bernama Levi Strauss. Ia terdampar di Amerika ketika orang di "Dunia Baru" itu lagi demam berburu emas. Melihat para penambang amat membutuhkan celana yang kuat dan tahan robek, ia pun terilhami untuk membuat celana dari kanvas tenda warna cokelat pada 1805. Inilah celana Levi's pertama yang disebutnya waist-high overall dan kemudian menjadi merek dagang yang melegenda dan laris.

Beberapa tahun setelah itu, Levi mengganti…

Keywords: -

---

Foto Terkait