Di Sini Gemah Ripah, Di Sana Paceklik

Edisi: 26/31 / Tanggal : 2002-09-01 / Halaman : 46 / Rubrik : MD / Penulis : Setiyardi, Fibri, Rommy ,


"KALAU punya uang, saya tak akan membangun stasiun TV," ujar Direktur Lativi Chrys Kelana. Wartawan yang sudah belasan tahun berkecimpung di dunia pertelevisian ini tampak tak dapat menyembunyikan rasa gundahnya. Dan itu tentu tak terlepas dari per-olehan iklan Lativi—stasiun televisi milik bekas Menteri Tenaga Kerja Abdul Latief—yang sepanjang semester pertama 2002 baru mencapai Rp 42 miliar atau 1,2 persen dari belanja iklan televisi secara keseluruhan. Itu pun sebagian besar dari iklan Grup Pasaraya, yang dimiliki Abdul Latief sendiri.

Paceklik iklan tentu tidak hanya dialami Lativi. Menurut Veven S.P. Wardhana, Direktur Institute for Media & Social Studies, nasib stasiun televisi baru memang sulit. Soalnya, perolehan kue iklan masih didominasi tiga pemain lama: RCTI, SCTV, dan Indosiar. Menurut survei AC-Nielsen Indonesia, selama periode Januari hingga Juni 2002,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Televisi dan Bahasa Isyarat
1994-05-14

Dengan siaran berita dalam bahasa isyarat, dua stasiun televisi mengukir jasa untuk tunarungu. tapi yang…

"
"Diabetes" dan Pasien Diabetes
1994-05-14

Tirasnya 5.000 eksemplar, pasarnya 3 juta orang, dan pengasuhnya para dokter spesialis kencing manis. isinya:…

K
Karena Foto atau 20% Saham?
1994-04-16

Setelah ada teguran dan cekcok foto, pemimpin redaksi dan beberapa wartawan harian merdeka dikenai phk.…