Serangan Balik, Janji Yang Terutang

Edisi: 16/30 / Tanggal : 2001-06-24 / Halaman : 20 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Dharmasaputra, Karaniya , Prasetya, Adi , Sudarsono, Gendur


SIAPA Baharuddin Lopa sebenarnya? Adakah dia "dewa keadilan" yang menjadikan kitab hukum sebagai "Tuhan"-nya dan menghukum orang berdasarkan timbangan salah-benar semata? Ataukah dia "buldoser politik" yang membiarkan hukum dirasuki politik demi mempertahankan kekuasaan? Jati diri Lopa yang sedang diuji hari-hari ini.

Ujian itu segera dijawabnya. Jaksa Agung baru ini, setelah enam hari berkantor, langsung beraksi. Menurut seorang sumber, pada hari itu ia ke Istana melaporkan rencananya memeriksa sejumlah koruptor. Keesokan harinya-satu setengah bulan dari jadwal normal sidang istimewa pada 1 Agustus nanti-Presiden langsung sigap meneken surat izin pemeriksaan tiga anggota parlemen yang diduga terlibat berbagai kasus korupsi.

Tak kepalang tanggung, yang dibidik adalah dua tokoh ternama di dua partai politik pemenang pemilu: Akbar Tandjung, Ketua DPR RI sekaligus Ketua Umum Partai Golkar; dan Arifin Panigoro, Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR dan motor sekaligus penyandang dana kelompok lintas fraksi. Sebagai "figuran", diperiksa juga Nurdin Halid, anggota DPR dari Golkar yang juga merupakan pentolan faksi Iramasuka-faksi tokoh-tokoh Indonesia Timur di Golkar.

Menurut Menteri Pertahanan Mohammad Mahfud Md., total ada tujuh koruptor kakap yang tengah diburu Lopa. Termasuk di dalam daftar itu adalah taipan Prajogo Pangestu dan Sjamsul Nursalim, dua tersangka kasus megakorupsi, yang tiba-tiba sakit dan "kabur" berobat ke Singapura dan Jepang. Lopa juga akan membuka kembali berbagai kasus yang penyidikannya dihentikan kejaksaan. Ginandjar Kartasasmita juga masih dibidik. Kata seorang menteri, kali ini Wakil Ketua MPR dari Golkar itu akan langsung dijerat dengan "perkara biangnya", yaitu megakorupsi proyek pembangunan kilang Balongan, yang sedikitnya membobol kas negara US$ 113 juta (Rp 1,3 triliun). Sebelumnya, semasa Jaksa Agung Marzuki, kejaksaan kalah dari Ginandjar dalam kasus praperadilan technical assistance contract sumur minyak di Indramayu (Jawa Barat) dan Sumatra Selatan.

Dan Lopa tampak sangat bersemangat. Sejak diangkat menjadi Jaksa Agung awal bulan ini, jendela kantornya di lantai dua gedung utama kejaksaan, di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, selalu terang-benderang hingga larut malam. Kontras dengan Marzuki, yang lebih suka datang ke kantor sore hari, Lopa telah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…