Konstitusi Baru, Sekali Lagi

Edisi: 16/30 / Tanggal : 2001-06-24 / Halaman : 54 / Rubrik : KL / Penulis : Lubis, Todung Muly


Todung Mulya Lubis*)
*) Pengacara dan pengamat masalah hukum di Jakarta

SEJAK Gus Dur-Megawati naik ke panggung kekuasaan, muncul romantisme seolah bangsa ini memiliki kembali dwitunggal yang mampu merekatkan kepentingan bangsa. Reformasi seperti memperoleh momentum yang lebih kuat, dan rakyat mulai melupakan intrik-intrik politik jahat yang berkembang sebelum pemilihan presiden dan wakil presiden.

Pada tiga-empat bulan pertama pemerintahan baru itu, harapan rakyat tak sia-sia. Pemerintah mendorong militer melepas dwifungsi, menegakkan supremasi sipil, menghapus semua bentuk campur tangan terhadap pers, memulai langkah rekonsiliasi dalam menghadapi perlawanan daerah, dan membuka pintu bagi social empowerment, tempat masyarakat warga harus lebih aktif mengelola diri mereka. Kalau pada waktu itu diadakan survei, jelaslah tingkat persetujuan publik terhadap pemerintah hampir pasti di atas 50 persen. Kesemua itu didukung pula oleh opini publik internasional, yang cenderung menganggap reformasi di Indonesia sebagai kemenangan demokrasi.

Semangat demokrasi itu begitu kuat termanifestasi dalam berbagai bentuk kebebasan di banyak tempat seperti pers, parlemen, lembaga swadaya masyarakat, dan pemerintahan daerah. Secara kasatmata, kita menyaksikan parlemen yang luar biasa aktif, berbeda 180 derajat dengan parlemen zaman Soeharto. Demikian pula pers, yang menikmati kebebasan hampir tanpa sensor sehingga berita hanya jadi barang dagangan dan cita-cita luhur sebagai the fourth estate yang kritis dan konstruktif mengawasi cabang-cabang pemerintahan semakin terabaikan. Lembaga swadaya masyarakat, yang sejak dulu cukup lantang dan garang, semakin berperan. Sedangkan pemerintah daerah, yang menikmati berkah otonomi, sudah tak sabar memakai kekuasaannya, meski tanpa dukungan kelembagaan dan sumber daya manusia yang siap dan andal. Suka atau tidak suka, kita memang tengah dalam zaman yang berubah cepat: Indonesia kini jauh berbeda dengan Indonesia yang "aman, tertib, dan stabil" pada masa pemerintahan Soeharto.

Sejalan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…