Laleh-ladan, Akhir Sebuah Ikhtiar

Edisi: 20/32 / Tanggal : 2003-07-20 / Halaman : 104 / Rubrik : KSH / Penulis : Chamin, Mardiyah, ,


SI kembar Laleh dan Ladan Bijani akhirnya terpisah. Tapi tidak dalam keadaan hidup. Rabu pekan lalu, keduanya berurutan mengembuskan napas terakhir di tengah-tengah operasi yang panjang dan penuh publikasi di Rumah Sakit Raffles, Singapura.

Doa-doa pun berhamburan menuju langit. Di situs CNN Health News, hanya dalam tempo 24 jam setelah kematian, terkumpul 7.000 surat duka cita dari seluruh dunia. Empat ratus muslim melakukan salat gaib di Masjid Ba’alwi, Lewis Road, Singapura. Anak-anak sekolah membawa kembang di halaman RS Raffles sebagai tanda duka. Sopir taksi, eksekutif, pedagang, juga wartawan menitikkan air mata.

Perempuan-perempuan muslim dari komunitas Iran di Singapura juga tak ketinggalan ambil bagian. Mereka mensucikan jenazah Laleh-Ladan yang berumur 29 tahun ini sesuai dengan tradisi Islam Syiah. Usai disucikan dan disalatkan, jenazah keduanya—akhirnya, mereka ada di dalam peti yang terpisah—siap diterbangkan sejauh 6.400 kilometer menuju Iran.

Suasana tak kalah mengharukan muncul ketika jenazah dua gadis riang dan pemberani ini sampai di Iran. Ratusan orang, tua muda, menangisi Laleh-Ladan tercinta yang telah memberi teladan tentang keberanian mengubah takdir. Jumat siang pekan lalu, Laleh-Ladan dimakamkan di Lohrasb, desa kelahiran mereka di Iran selatan, dengan disaksikan ayah dan ibu mereka, Dadollah Bijani dan Maryam Safariwere.

Sejatinya mimpi Laleh dan Ladan Bijani tidak muluk-muluk. ”Kami hanya ingin saling pandang tanpa bantuan cermin. Face to face,” kata Laleh kepada wartawan, sehari sebelum kembar siam ini menjalani operasi. Sebuah keinginan biasa, bersahaja, tapi mesti melampaui usaha yang—tentu saja—tidak biasa. Tahun 1996, sebuah tim dokter Iran pernah mengantarkan Laleh-Ladan ke Hannover, Jerman, untuk bertemu Madjid Samii, Presiden Institut Neurosains Internasional. Apa daya, para ahli Jerman tak mau mengoperasi si kembar karena risiko yang kelewat tinggi.

Semangat si kembar tak kunjung kendur. The New York Times menurunkan sebuah tulisan bahwa Alireza Safaian, ayah angkat mereka, pernah meminta nasihat seorang ayatullah terhormat di Najaf. Dan sang ayatullah menganjurkan agar…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Awas, Olahraga dan Rapuh Tulang
1994-05-14

Olahraga keras dan berlebihan bisa mengakibatkan rapuh tulang. pelari maraton, pebalet, atlet dayung, dan pelatih…

D
Dari Mana Raja Singa di Wamena?
1994-04-16

Banyak penduduk pedalaman irian jaya ditemukan mengidap penyakit kelamin. sejumlah pria pernah diundang "pesiar" ke…

C
Cangkok Cara Tegalrejo
1994-04-16

Rumah sakit tegalrejo semarang mencatat sukses mencangkok sumsum penderita talasemia. tanpa transfusi, pasien bisa hidup…