Hari-hari Bersama Om Kacamata

Edisi: 24/31 / Tanggal : 2002-08-18 / Halaman : 49 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Gaban, Farid


Kesenangan terusik ketika petugas pelabuhan berseru mengusir anak-anak dari dermaga. Ini tanda ada kapal yang bakal berlabuh. Des dan kawan-kawan bergegas bersembunyi di bawah dermaga kayu.

Sebentar kemudian sebuah kapal putih berbendera Belanda, Fommelhaut, merapat. Dua lelaki berjas krem dan bersepatu putih turun dari kapal. "Tuan-tuan itu berwajah pucat," kata Des Alwi kepada TEMPO, beberapa pekan lalu. Wajah pucat yang membuat Des yakin bahwa keduanya datang dari Buven Digul, arena pembuangan yang brutal dan menyengsarakan.

Des, mantan diplomat senior yang kini berusia 75 tahun, memang punya daya ingat yang luar biasa kuat. Peristiwa bertanggal 1 Februari 1936 tersebut dia rinci seolah baru terjadi kemarin sore. Gelak tawa dan wajah yang memerah bangga menggenapi penuturan Des. Nyata betul bahwa kenangan yang mengalir menghangatkan seluruh tubuh lelaki yang sekarang bercucu empat ini.

Kenangan berlanjut. Om Kacamata, julukan bagi Mohammad Hatta, hanya tersenyum-senyum. Sementara tuan pucat yang satu lagi, Sutan Sjahrir, menanyakan letak rumah dr. Tjipto Mangunkusumo. "Jauh, veer, Meneer," kata Des kecil, "Tetapi, di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…