Matinya Seorang Pendakwah Keliling

Edisi: 21/32 / Tanggal : 2003-07-27 / Halaman : 30 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Budiyarso, Edy, Rosyid, Imron ,


RUMAH petak yang sempit itu temaram oleh sinar lampu lima watt. Sepi menyelimuti Kampung Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ali, pemuda yang mendiami rumah kontrakan itu, sedang nyenyak tidur di antara tumpukan kardus berisi buku dagangan ketika tiba-tiba pintu rumah digedor. "Tunjukkan di mana senjata itu kau simpan," kata salah seorang dari tamu yang datang. Di antara mereka tampak Ihwanuddin, saudara sepupunya yang bersama Ali tinggal di rumah kontrakan itu. "Tapi malam itu Ihwan memang tidak tidur di rumah," ujar Ali. Di depannya, Ali melihat Ihwan tertunduk lesu dengan tangan diborgol.

Ali bingung. Ia tak paham maksud perintah para tamunya itu. Saat itulah Ihwan didorong ke dalam rumah untuk menunjukkan barang bukti yang paling dicari polisi—rombongan yang datang ke rumahnya malam itu. Ihwan tak berbelit-belit. Ia langsung ke belakang rumah dan menunjuk satu dus panjang bekas wadah antena. Ali kaget bukan kepalang. "Baru kali itu saya melihat yang namanya senjata M-16," katanya. Ali tambah terbengong-bengong ketika Ihwan menunjukkan satu dus berukuran sedang berisi ratusan butir peluru.

Merasa mendapat barang yang dicari, polisi pun pergi. Ihwan dan Ali digelandang dengan tangan diborgol. Dengan dua minibus yang diparkir di ujung gang, Ali dibawa ke satu tempat yang tak ia kenali. "Malam itu mata saya ditutup. Saya hanya mendengar polisi berkata, 'Kita menuju posko'," katanya.

Setelah berputar-putar Jakarta sekitar setengah jam, mobil yang ia tumpangi berhenti. Mereka lalu masuk ke sebuah ruangan mirip kamar hotel. Di sana terdapat satu tempat tidur dan satu meja kayu kecil berlapis kaca. Ali dibiarkan duduk di lantai. Di situ, ia diinterogasi dua polisi.

Perasaan takut, bercampur bingung, masih menyelimuti pemuda asal Solo itu. Pertanyaan polisi tak banyak lagi yang diingatnya. Menjelang subuh, Ali sempat mendengar ada kegaduhan di ruang sebelah. Bahkan seorang polisi meminta rekannya keluar dari ruangan. "Tak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…