Indonesia Di Bawah Mega
Edisi: 15/30 / Tanggal : 2001-06-17 / Halaman : 17 / Rubrik : OPI / Penulis : , ,
TAK mudah hidup di bawah bayang-bayang seorang Sukarno. Tapi seorang Megawati tak punya pilihan lain kecuali berada di pusatnya. Apalagi sekarang, saat putri presiden pertama Indonesia ini berada di persimpangan jalan yang penting. Ia telah memutuskan untuk maju menjadi presiden sesuai dengan amanat kongres partainya, tapi masih harus mempertimbangkan sejauh apa cara-cara menggapai tujuan itu masih dapat dibenarkan.
Ini soal penting. Sebab, cara, di alam yang jauh lebih demokratis sekarang ini, memang sama pentingnya dengan tujuan akhir. Bahkan, dalam beberapa keadaan, mungkin harus lebih diutamakan. Gaya kepemimpinan otoriter, terlepas apakah bentuknya militer atau sipil, fasis maupun komunis-yang kesamaannya adalah sering terperosok dalam dogma tujuan menghalalkan cara-terbukti telah gagal di mana-mana.
Memang, sejarah menunjukkan kegagalan itu tak terjadi se-ketika. Bahkan panen awal otoritarianisme acap kali sangat menjanjikan: stabilitas politik dan keamanan yang mengundang masuknya investor dan pertumbuhan ekonomi. Godaan yang terbukti tak mudah diacuhkan. Bahkan seorang Sukarno yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.