Curang Culas Pengusaha Spbu
Edisi: 41/35 / Tanggal : 2006-12-10 / Halaman : 63 / Rubrik : INVT / Penulis : Parera, Philipus, Junaedy, Cahyo , Basral, Akmal Nasery
Celakanya, jumlah stasiun yang mencurangi konsumen lebih besar ketimbang yang bagus. Paling tidak, itulah hasil inspeksi Tim Terpadu BBM pada kurun waktu Mei 2005-Juni 2006. Dari 228 SPBU yang diperiksa, hanya 108 stasiun yang tidak melanggar. Kerugian konsumen dari 110 stasiun yang curang mencapai Rp 5 miliar. Diperkirakan, kerugian konsumen akibat SPBU yang curang mencapai Rp 42 miliar per tahun.
Para pengelola dan pemilik berdalih jumlah BBM yang mereka terima lebih kecil dari yang mereka bayar karena banyak bocor di jalan ketika diangkut ke SPBU mereka. Tempo memang menemukan banyak tempat di Jakarta yang dijadikan tempat pencurian BBM. Nilai pencurian di sini jauh lebih besar lagi, sekitar Rp 500 miliar per tahun. Tapi, tentu saja itu tak bisa dijadikan alasan pembenar untuk mengakali konsumen.
MOBIL Mitsubishi Kuda itu meluncur pelan memasuki pompa bensin di Jalan Wahidin I, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Oktober lalu. Antrean cukup panjang. Siang itu keadaan sekitar pompa bensin amat tenang. Tetapi empat orang yang ada di dalam Mitsubishi itu justru dirayapi ketegangan. Ya, ada sesuatu yang akan mereka lakukan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tersebut.
Begitu tiba di depan mesin penggelontor BBM (dispenser), Soenarso, pimpinan tim, segera turun dari mobil. Dia tak menemui petugas pengisian, tetapi langsung mencari pengawas pompa bensin bernomor 34.10xxx itu. Sementara itu, Ari Widoyono, anggota tim, lang-sung menuju operator nozzle. Dua rekan lainnya bertahan di mobil, awas memperhatikan sekeliling.
Detik berjalan. Sedikit ketegangan mulai merambat. Kepada pengawas, Soenarso menjelaskan mereka adalah anggota Tim Terpadu Pemantauan, Pengawasan, dan Pengendalian Dampak Kenaikan Harga serta Penanggulangan Penyalahgunaan Penyediaan dan Pelayanan Bahan Bakar Minyak (Timdu BBM). Tim itu hendak memeriksa kelaikan peralatan SPBU.
Lalu Ari menjalankan dispenser, mengisi Aykanâalat takar BBM berukuran 20 liter. Saat itulah dua anggota tim di dalam mobil melihat seorang petugas yang berdiri dekat dispenser melakukan gerakan mencurigakan. Dia seperti mencari sesuatu di saku celana dengan tergopoh-gopoh.
Tanpa ba-bi-bu, mereka memeriksa petugas itu dan menemukan sebuah remote control di dalam saku celananya. Alat seukuran korek api itu memiliki tombol on-off. Kepada Timdu, pemilik SPBU tersebut mengaku alat canggih itu ia beli di Glodok dengan harga Rp 5 juta. Dengan alat itulah konsumen kerap dikerjain.
Dengan posisi control yang masih on, Timdu lalu mengecek salah satu nozzle premium. Hasilnya, volume bensin yang keluar tak sesuai dengan meteran: berkurang hingga 1,245 liter per 20 liter! Temuan itu langsung dilaporkan ke Pertamina. Sejak hari itu juga pompa bensin tersebut diskors dua bulan.
âSaat itu kami datang seperti konsumen biasa,â kata Ari Widoyono menceritakan kembali aksi mereka kepada Tempo. Timdu menyelidiki pompa bensin itu setelah mendapat pengaduan beberapa sopir Pertamina Pusat yang merasa dicurangi.
Ketika disambangi Tempo dua pekan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.