Mencari Resep Manjur Untuk Irak

Edisi: 41/35 / Tanggal : 2006-12-10 / Halaman : 124 / Rubrik : INT / Penulis : Bektiati, Bina

MEREKA saling balas, saling bunuh. Dua pekan silam, sebuah bom bunuh diri menewaskan lebih dari 200 orang di Kota Sadr, tempat tinggal warga Syiah. Inilah serangan dengan jumlah korban terbesar semenjak AS menyatakan perang secara resmi berakhir pada Mei 2003.

Perserikatan Bangsa-Bangsa awal November menurunkan laporan bahwa jumlah korban jiwa pada Oktober 2006 adalah yang terbesar selama pendudukan tentara AS dan sekutunya. Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan secara resmi menyebut Irak ”telah dekat” dengan perang saudara. ”Harus ada langkah yang tepat dan segera jika tidak ingin keadaan makin buruk,” kata Annan.

Kini media massa harus memilih istilah: konflik sektarian atau perang saudara. Media massa besar Amerika seperti The New York Times, The Los Angeles Times, termasuk stasiun televisi NBC telah melukiskan konflik Sunni-Syiah di Irak sebagai perang saudara.

”Setelah melalui pertimbangan sangat hati-hati, NBC News memutuskan mengubah terminologi yang menggambarkan pertempuran bersenjata antarfaksi dengan agenda politik masing-masing sebagai perang saudara,” kata presenter NBC terkenal, Matt Lauer. The Christian Science Monitor, misalnya, menulis: apakah ”kekerasan sectarian” di Irak menjadi ”perang saudara”? Bush bilang ”tidak”, tapi makin banyak media di AS bilang ”ya”.

Presiden AS George W. Bush menolak menyebut bahwa perang…

Keywords: -

---

Foto Terkait