Merindukan Sukarno Pada Mega

Edisi: 14/30 / Tanggal : 2001-06-10 / Halaman : 46 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : , ,


SUKARNO adalah paradoks. Sejarah hidupnya selalu ditafsirkan dari dua arah. Seorang pejuang yang melawan penjajah tapi dianggap pernah meminta maaf kepada Belanda. Seseorang yang gandrung pada persatuan kaum nasionalis, komunis, dan agama tapi dipandang terjerembap ke kaki komunis. Seseorang yang mendambakan tegaknya demokrasi, toh ia mematikan demokrasi tatkala membubarkan parlemen dan mendeklarasikan Demokrasi Terpimpin pada 1959.

Sukarno adalah dua wajah: putra fajar yang diagung-agungkan publik di masa kekuasaannya dan pemimpin yang dihinakan di akhir hidupnya.

Jajak pendapat TEMPO pada pertengahan Mei lalu menegaskan fakta itu dengan satu catatan tambahan: pada ulang tahun kelahirannya yang ke-100, sebagian besar sisi buruk Sukarno telah pupus. Di tengah krisis kepercayaan yang mendalam terhadap pemimpin Indonesia kontemporer, Sukarno adalah idola. Sosoknya diharapkan muncul kembali dengan ajaran yang sebagian dianggap masih relevan untuk situasi saat ini. Buku-bukunya dibaca, ajarannya dipelajari, pidato-pidatonya didengarkan ulang, dan benda-benda yang berhubungan dengan dirinya-mulai…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…