Amiruddin Zakaria: "elza Syarief Tidak Pernah Bertemu Saya"
Edisi: 23/31 / Tanggal : 2002-08-11 / Halaman : 42 / Rubrik : WAW / Penulis : Prasetya, Adi , Bramantyo, Ardi , Zulkifli, Arif
Ia masuk ke Ibu Kota dua tahun lalu lewat program Menteri Hukum dan Perundang-undangan yang memindahkan hakim daerah yang cakap ke Jakarta. Kemampuannya sempat dipertanyakan orang ketika Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Subardi, menunjuknya menangani kasus-kasus besar. "Tampaknya ada faktor X di balik penunjukan itu," kata anggota DPR Firman Jaya Daeli waktu itu. Maklum, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ada 30 hakim, tujuh di antaranya lebih senior ketimbang dia. Dan seorang hakim lain menyergah: "Apa tak ada hakim lain yang bisa menangani kasus itu?"
Amiruddin menjawab suara-suara itu dengan mengirim Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto ke balik terali besi selama 15 tahun. Kasus ini membuat popularitasnya melesat. Profilnya yang dihiasi dengan rambut yang hampir memutih seluruhnya kerap muncul di layar kaca dan media massa. "Saya pernah diwawancarai CNN. Hebat juga, ya," katanya sambil tertawa lebar. Dia mengaku bahagia menjadi hakim.
Padahal keluarganya dulu mencemoohnya ketika ia memutuskan menjalani profesi itu: "Apa sih maunya Amir? Menjadi hakim yang hidupnya pas-pasan?" Dia memang lahir dari sebuah keluarga pengusaha yang berkecukupan di Sigli, ibu kota Kabupaten Pidie, Aceh. Orang tuanya ingin agar dia melanjutkan tradisi keluarga menjadi saudagar: ketika itu, ayahnya telah memperniagakan hasil bumi hingga ke Penang, Malaysia. "Saat itu ayah saya sudah pakai jas wol," tuturnya.
Tapi Amiruddin tak menuruti permintaan itu. Dia memang tersohor bandel dan berani melawan perintah sejak masih remaja. Saat duduk di kelas satu SMA, dia menjadi kepala geng anak-anak nakal yang kerap menantang duel geng lain. Tak tahan dengan kenakalannya, orang tuanya mengirim Amiruddin ke sekolah di Yogyakarta. Dia masuk Kolese De Britto, yang terkenal disiplin. Pendidikan di kolese itu membebaskan setiap siswa berpenampilan sebebas mungkin. Dan Amiruddin buru-buru memanjangkan rambutnya hingga sebahu. "Sering saya ikat ke belakang," kenangnya sambil tergelak.
Selepas kuliah, Amiruddin bingung akan mengabdi sebagai hakim ataukah jaksa. Di masa-masa itulah ia bekerja sebagai anggota Tim Operasi Tertib Pusat pimpinan Laksamana Sudomo, yang waktu itu sekaligus merangkap Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban. Di sana, Amiruddin khusus menangani kasus-kasus korupsi. Tiga tahun kemudian dia mendaftar dan mengikuti tes untuk menjadi hakim. Dia mengaku, pengalaman kerjanya yang pertama di atas amat berguna dalam menjalankan tugas sebagai hakim. "Saya kebal gertakan karena biasa bertemu dan berdebat dengan para perwira," ujarnya.
Pekerjaan sebagai hakim praktis membawanya ke berbagai kawasan Indonesia: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesiâsebelum masuk ke Jakarta. Di pos terakhir ini, dia banyak memimpin perkara-perkara yang menarik perhatian publik. Dua yang paling besar, menggegerkan, dan kontroversial adalah pengadilan Tommy Soeharto dan Akbar Tandjung.
Sepekan setelah dia menjatuhkan vonis kepada Tommy Soeharto, Amiruddin menerima wartawan TEMPO Adi Prasetya, Ardi Bramantyo, Arif Zulkifli, dan Nugroho Dewanto. Pertemuan berlangsung di Hotel Mercure, Jakarta Barat. Wawancara di sela-sela sarapan pagi itu diwarnai guyonan di sana-siniâPak Hakim mengaku lega dan bahagia karena "episode pengadilan Tommy Soeharto" sudah berakhir. Terbuka menjawab pertanyaan, Amiruddin lihai betul mengelakkan diri dari setiap pancingan: "Anda tidak bisa menjebak saya dengan pertanyaan itu, ha-ha-haâ¦," ujarnya dalam tawa berderai. Berikut ini petikannya.
Jadi, 15 tahun penjara adalah vonis untuk Tommy Soeharto. Anda puas dengan angka hukuman…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…