Seorang Imam Dalam Dua Wajah
Edisi: 19/31 / Tanggal : 2002-07-14 / Halaman : 59 / Rubrik : INVT / Penulis : Wicaksono
Tak ada yang aneh pada pesantren itu, yang manajemennya menuai banyak pujian, bahkan dari para pengkritiknya. Namun investigasi TEMPO menemukan kaitan antara Panji Gumilang dan Negara Islam Indonesia KW 9, yang manipulatif baik dalam penggalangan dana maupun praktek pemujaan kepada pemimpin.
Kontroversi tentang sosok Panji membuat Departemen Agama, Polri, dan MUI melakukan penyelidikan terhadap sang Imam dan pesantrennya--yang hasilnya akan diumumkan pekan ini.
Surga itu murah, saudaraku.
Hanya seharga 20 persen dari penghasilan kita.
-- Pesan seorang masâul NII KW 9 kepada calon jemaahnya.
CERITA ini datang dari seorang wartawan senior. Suatu hari ia ditawari bergabung dengan gerakan Negara Islam Indonesia. Meski tak tertarik, ia menerima ajakan itu. Apalagi syarat masuknya amat mudah: ikut pengajian, mengakui gagasan negara Islam, mengingkari Negara Republik Indonesia, disumpah, lalu jadilah ia anggota jemaah. Tapi, karena pernah menjadi âkafirâ, wartawan ini diwajibkan menyetor biaya hijrah sebesar Rp 1 juta. Di luar itu, dia harus berinfak wajib senilai 20 persen dari penghasilannya. Setelah itu, hidup menjadi mudah dunia-akhirat: gerbang surga terbuka lebar dan semua aturan peribadatan bisa diatur.
Para anggota gerakan ini meyakini bahwa masa sekarang adalah sama dengan Periode Mekah dalam perjuangan Nabi Muhammadâketika semua ritual peribadatan seperti salat dan puasa tak wajib. Berzina tentu haram. Tapi, kalau telanjur, selalu tersedia ampun dan maaf. Tentu tidak gratis. Si penzina harus mengganti ongkos Rp 200 ribu jika perzinaan itu dilakukan dengan orang di luar jemaah. Tarifnya agak lebih mahal jika selingkuh dengan anggota jemaah: Rp 250 ribu plus wajib lapor dua kali sehari. Semua uang disetor kepada masâulâsemacam pemimpin dalam unit terkecilâuntuk membiayai gerakan.
Kisah terbaru muncul pada Sabtu dua pekan lalu tatkala Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta kedatangan empat lelaki separuh baya. Keempatnya mengaku sebagai qoâid (bupati) dalam stuktur NII KW 9. Kepada ulama MUI, mereka mengaku ingin insaf dari praktek-praktek manipulatif yang sudah menjerat diri mereka selama iniâtermasuk urusan menggalang dana dari umat.
Uang dan uang. Populer dengan istilah Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW 9), gerakan rahasia ini melibatkan berbagai anggota masyarakat. Ada wartawan, pelajar, pembantu rumah tangga, kuli bangunan, karyawan kantoran, pengasuh bayi, tukang parkir.
Gerakan ini mulai menjadi perhatian publik tatkala sejumlah orang tua melaporkan kisah miris dalam rumah tangga. Tak hanya anak mereka meninggalkan salat, mendadak suka mencuri, bahkan melawan orang tua. Ada pula pembantu rumah tangga yang tiba-tiba gemar mengutil perhiasan majikannya.
Meski memiliki riwayat yang bersumber pada Darul Islam versi Kartosoewirjo yang marak pada awal kemerdekaan, NII KW 9 bahkan dianggap sesat oleh aktivis yang setia dengan cita-cita sang Imam almarhum. Pengajian-pengajian komunal NII KW 9 terutama marak di Jawa Barat, tempat gagasan Kartosoewirjo tidak pernah benar-benar padam.
Seperti di masa lalu, gerakan Islam ini belum kehilangan watak sebagai kelompok yang cenderung memuja pemimpin. Pembasmian terhadap gerakan itu baik oleh Orde Lama maupun Orde Baru…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.