Bukan Habitat Sang Begawan
Edisi: 23/32 / Tanggal : 2003-08-10 / Halaman : 32 / Rubrik : NAS / Penulis : Taufik, Ahmad , Suseno, Fikri, Ahmad
SEORANG mantan menteri dalam pemerintah Presiden Abdurrahman Wahid ditelepon cendekiawan Nurcholish Madjid. "Ke sini, dong, ada yang penting," kata Cak Nur, begitu Nurcholish biasa disapa. Jakarta mulai sepi meski jam belum menunjukkan pukul 12 malam. Sang bekas menteri yang sedang dalam perjalanan pulang terkejut.
"Kamu baik-baik saja, kan?" tanyanya. Nurcholish hanya tertawa.
Mantan menteri itu membelokkan mobilnya ke kantor Perhimpunan Membangun Kembali Indonesia di kawasan Kebayoran, Jakarta Selatanâmarkas tim sukses pencalonan Cak Nur sebagai kandidat presiden. Di sana sejumlah orang telah berkumpul. "Aku menyatakan diri mundur dari konvensi Partai Golkar," kata Cak Nur. Bekas menteri itu tersenyum. Sejumlah orang menarik napas lega.
Inilah akhir dari perjalanan Nurcholish mengikuti konvensi Partai Golkar untuk mendapat tiket pemilihan presiden 2004. Sebelumnya, awal Juli lalu, Cak Nur menyatakan akan ikut konvensi Partai Beringin itu.
Keputusan mundur Cak Nur sebetulnya telah bisa dibaca dalam tiga pekan terakhir. Dalam berbagai kesempatan Nurcholish menyatakan keberatan ikut konvensi jika Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung juga ikut pemilihan calon presiden Partai Golkar itu. Bukan takut bertanding, tapi keikutsertaan Akbar dinilai menodai konvensi karena menimbulkan pertandingan yang tak seimbang. "Kalau Akbar ikut, berarti ada…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?