Bambang Kesowo: "ada Yang Ngomong, Ini Kemenangan Taufiq"
Edisi: 18/31 / Tanggal : 2002-07-07 / Halaman : 37 / Rubrik : WAW / Penulis : Rulianto, Agung , Sudarsono, Gendur , Widjajanto
PERTANDINGAN antara Brasil dan Inggris sedang seru-serunya. Rivaldo baru saja menyamakan kedudukan menjadi 1-1, lewat kaki kirinya. Pendukung tim Inggris tegang. Sebaliknya, penggemar Brasil di segala penjuru jagat kegirangan. Mereka berharap Tim Samba bisa menambah gol pada babak kedua.
Di tengah keriuhan itu, Bambang Kesowo tetap saja berkutat pada pekerjaannya. Dia tidak tertarik mengintip televisi. Sekretaris Negara ini sama sekali tak mempedulikan drama Piala Dunia yang menegangkan dua pekan lalu itu. Ia malah meminta TEMPO masuk ke ruang kerjanya yang dijejali tumpukan map. "Ya, beginilah kesibukan saya," kata lelaki 57 tahun ini sambil melanjutkan memaraf beberapa berkas.
Di dinding belakang ruangannya terpajang sebuah pesan Bung Karno yang dibingkai rapi. "Kebesaran bangsa dan kemakmuran selalu kristalisasi (dari) keringat." Begitu petuah ayah Presiden Megawati yang disampaikan pada 1956. Kata Bambang, ia telah menyimpan pesan ini cukup lama, jauh sebelum Megawati memimpin negeri ini.
Lalu, di sisi kanannya, di antara tumpukan berkas, ada slogan yang tercetak pada sepotong aklirik. Kecil tapi cukup mencolok. Isinya? Be sure brain is in gear, before engaging mouth. "Saya mengikuti moto ini, selalu berhati-hati berbicara," ujarnya.
Selama ini orang Sragen, Jawa Tengah, itu memang irit berkomentar. Apalagi jika menyangkut soal dana bantuan presiden (banpres). Soalnya, birokrat yang sudah berkantor di dapur negara sejak 1968 ini dianggap menyimpan banyak informasi tentang dana warisan Orde Baru itu. Dia pula yang mengucurkan dana banpres Rp 30 miliar untuk perbaikan asrama TNI dan Polri yang sekarang tengah diusut oleh Komisi DPR Bidang Pertahanan. Soalnya, dana non-anggaran ini seharusnya sudah diserahkan ke Menteri Keuangan agar bisa diawasi.
Bukan cuma itu. Bambang juga menjadi sorotan dalam soal penataan Sekretariat Negara. Ia dianggap menghalangi langkah Hamzah Haz untuk menempatkan orang kepercayaannya dalam jabatan Sekretaris Wakil Presiden.
Tapi kekecewaan juga mencuat dari kelompok Taufiq Kiemas, suami Megawati. Mereka menginginkan agar jabatan Sekretaris Kabinet yang kini masih dirangkap Bambang segera diisi oleh kader PDIP.
Gesekan politik itulah yang kini menjepit lulusan Harvard Law School, Amerika Serikat itu. Jangan heran bila belakangan sebagian politisi PDIP pun menginginkan agar dia segera diganti.
Semua itu membuat Bambang sering berdiam diri, walau terkadang emosinya meletup. Bahkan ahli hukum ini sempat terlibat perang dingin dengan para kuli tinta yang biasa meliput di kantornya. Ini gara-gara ia dianggap menyemburkan sisa-sisa kopi kepada seorang wartawan ketika dimintai komentarnya seputar restrukturisasi Sekretariat Negara.
Isu bakal digusurnya Bambang kian gencar ketika Presiden Megawati melawat ke Eropa baru-baru ini. Soalnya, ini pertama kalinya ia tidak mendampingi Presiden dalam lawatan kenegaraan. Sedangkan orang-orang dalam lingkaran Taufiq Kiemas malah cukup banyak yang ikut dalam rombongan itu.
Tapi benarkah karir Bambang Kesowo tinggal dalam hitungan hari? Walau kelihatan agak gundah, anak seorang kepala penjara ini masih sempat berolahraga tenis kegemarannya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…