Pieter Cornelis Feith: ”malik Mahmud Mesti Tinggal Di Aceh”

Edisi: 42/35 / Tanggal : 2006-12-17 / Halaman : 38 / Rubrik : NAS / Penulis : Suditomo, Kurie, Sendjaja, Farida, Saleh, Maimun


JUMAT pekan ini, tugasnya selesai, tapi perhatian Pieter Cornelis Feith, kepala misi tim pemantau kesepakatan damai Aceh atau Aceh Monitoring Mission, masih terus terpaku pada daerah itu. Ada yang mengusik perhatiannya: dinamika internal dalam tubuh Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Adanya dua kubu kandidat calon Gubernur, kelompok Humam-Hasbi dan Irwandi-Nazar yang berujung pada serangkaian konflik internal di GAM. Dikhawatirkan, efeknya bisa merembes hingga rakyat jelata.

Masa perlucutan senjata selesai pada Desember tahun lalu. Sejak itu, misi Pieter dan timnya adalah mengawasi hal lain dalam perjanjian seperti proses reintegrasi. Berbagai laporan mesti dirampungkan. Kardus berisi dokumen dikemas. Ruang-ruang kampus di Universitas Syiah Kuala, yang digunakan sebagai markas pusat lembaga ini selama 1,5 tahun ini, mulai dikosongkan.

Meski tetap optimistis perdamaian tak akan terganggu, diplomat senior Uni Eropa ini punya pesan penting bagi Perdana Menteri GAM Malik Mahmud. ”Mestinya ia lebih banyak menghabiskan waktu di Aceh,” kata Pieter kepada wartawan Tempo, Kurie Suditomo, Farida Sendjaja, dan Maimun Saleh di kantornya, 1 Desember lalu.

Bagaimana Anda melihat implementasi AMM setelah masa perlucutan senjata selesai?

Sebagai kepala misi saya berkepentingan agar proses perdamaian berjalan terus. Sekarang sudah positif. Kedua pihak, pemerintah RI dan GAM, mulai berkomunikasi langsung tanpa melalui kami.

Indonesia dan GAM sudah saling kontak? Dalam bentuk apa?

Pertemuan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?