Menggagahi Internet Demi Politik, Cinta, Atau Uang
Edisi: 11/30 / Tanggal : 2001-05-20 / Halaman : 63 / Rubrik : SEL / Penulis : Pareanom, Yusi A. , Arjanto, Dwi , Kuswardono, Arif A.
Para hacker hidup dalam keremangan dunia maya internet. Mereka ibarat ilalang. Satu insaf atau tertangkap, puluhan muka baru bermunculan. Tak terkecuali di Indonesia. Motivasi mereka pun beragam-aktivitas politik, protes sosial, sekadar iseng, melampiaskan patah hati, atau memuaskan dahaga ingin tahu. Namun, banyak pula dari mereka yang tergelincir menjadi pencoleng: menguras dana orang lain lewat kartu kredit yang bukan miliknya. Inilah kisah mereka.
Kami menjelajah, dan kalian sebut kami penjahat.
Kami mengejar pengetahuan, dan kalian sebut kami penjahat.
Kami hadir tanpa perbedaan warna kulit, kebangsaan, ataupun prasangka keagamaan, dan kalian sebut kami penjahat.
Ya, aku memang seorang kriminal.
Kejahatanku adalah rasa keingintahuanku.
Kejahatanku adalah menjadi lebih pintar dari kalian, sesuatu yang tak kan kalian maafkan.
Kalian bisa saja menghentikanku, tapi kalian tak mungkin menghentikan kami semua.
(Manifesto Seorang 'Hacker')
MENJAGA keamanan rumah sendiri terkadang lebih sulit. Kasus ini pekan lalu dialami kepolisian Indonesia. Situs internet mereka (Polri.go.id) dibobol hacker yang menyebut diri CyberJihad. Dalam pesan di halaman situs yang sudah diubah tampilannya (deface), si penyusup menyerukan tuntutan pembebasan Ja'far Umar, Panglima Laskar Jihad, yang ditangkap polisi beberapa hari sebelumnya. CyberJihad menyatakan, aksi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap sesama umat Islam.
Penyerangan terhadap satu situs untuk kepentingan politik bukan hal baru. Pada akhir kekuasaan Soeharto, beberapa situs pernah juga diacak-acak. Waktu itu tuntutan yang dikumandangkan adalah penurunan harga minyak dan bensin, pelepasan tahanan politik, dan penggantian presiden. Namun, penyusupan pesan politik bukanlah alasan tunggal hacker. Tak jarang, keisengan murni jadi penyulut utama.
Yang pasti, aksi yang terus meluncur dari para hacker lokal membuktikan keberadaan mereka memang nyata. Meski mereka berkiprah di dunia maya-internet-dampak kelakukan mereka bisa benar-benar menyedihkan.
Namun, siapa sesungguhnya mereka? Waktu perlu ditarik mundur lima tahun ke belakang. Tahun 1996, situs Departemen Luar Negeri RI digagahi para penyusup Portugal yang bersimpati pada Timor Timur. Saat itu, halaman depan situs ini diganti dengan gambar Menteri Ali Alatas yang sudah dipermak dalam tampilan yang melecehkan. Merasa tersengat, anak-anak muda Indonesia yang jago pemrograman komputer mendirikan kelompok Kecoak Elektronik untuk menandingi mereka. Kelompok ini dimotori oleh ChiKo Terremendez, Lithium Error, dan JiroKul-tentu saja semuanya adalah nama alias (nickname) di dunia maya.
Di belakang hari, kegiatan Kecoak yang menonjol justru bukan "membela" pemerintah. Sebaliknya, grup ini melakukan aksi yang lazim disebut "hacktivism". Seiring dengan matangnya gerakan reformasi, mereka membongkar situs yang lekat dengan kepentingan pemerintah seperti situs Golkar, Badan Pemeriksa Ke-uangan, Pemda Jakarta, dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…