Daud Beureueh, Negara Kolonial, Dan 'uleebalang'

Edisi: 25/32 / Tanggal : 2003-08-24 / Halaman : 54 / Rubrik : KL / Penulis : Ali, Fachry , ,


ACEH prakolonial adalah negeri sultan/sultanah, ulama, dan uleebalang. Sepanjang sejarah prakolonial, ketiga unsur kekuatan inilah yang—kendati ditingkahi konflik internal—mendominasi dan menjaga keseimbangan politik-ekonomi dan sosial-budaya masyarakat. Tetapi, pada awal abad ke-20, keseimbangan tradisional ini lenyap ketika kolonial Belanda merasuk dan secara sewenang-wenang pada 1903 mengambil posisi sultan. Maka, struktur masyarakat Aceh masa kolonial pada dasarnya adalah sebuah "revolusi" yang ditandai oleh tanggalnya posisi sultan dalam sistem, kekuasaan, dan kemasyarakatan untuk selama-lamanya.

Walau tak bisa digeneralisasi, tanggalnya sistem kesultanan telah "menguntungkan" posisi ekonomi-politik kaum uleebalang. Bercikal-bakal kelompok pionir yang membuka kawasan-kawasan baru di Aceh, melalui surakata—persetujuan atau pengukuhan sultan atas kekuasaan mereka pada tingkat lokal, seperti landlords di Eropa—kaum uleebalang membangun legitimasi politik tersendiri yang terkadang bahkan menjadi pesaing kekuasaan sultan. Studi almarhum Muhammad Gade Ismail, misalnya, menunjukkan betapa para uleebalang pemilik seneubok lada (perkebunan lada) di Aceh Timur, misalnya, mengabaikan begitu saja otoritas sultan dalam perdagangan lada di masa prakolonial. Kesadaran diri bahwa mereka adalah pesaing kekuasaan sultan inilah yang mungkin mendorong kaum uleebalang menolak gagasan menghidupkan kembali sistem kesultanan di Aceh yang bergema di akhir 1930-an.

Namun, di atas segala-galanya, kolonisasi Belanda dan "modernisasi" yang dilaksanakannya justru memperkuat posisi ekonomi-politik uleebalang di dalam masyarakat Aceh. Stabilitas politik dan keamanan yang diciptakan negara kolonial telah menurunkan secara drastis frekuensi konflik di antara para penguasa lokal tersebut dan membuat kekuasaan mereka masing-masing lebih permanen. Dalam posisi yang semakin mantap ini, kesediaan tunduk kepada negara kolonial melalui korte verklaring telah menciptakan kaum uleebalang menjadi "kapitalis" tingkat lokal. Sebab, sejak itu mereka menerima gaji secara teratur. Walau bervariasi, sangat jelas setiap uleebalang menerima…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…