'dead Capital' Atau Kekayaan Yang Macet

Edisi: 18/31 / Tanggal : 2002-07-07 / Halaman : 100 / Rubrik : SUR / Penulis : Ikhsan, Mohamad

MENGAPA aset triliunan dolar yang dimiliki sektor informal di negara berkembang praktis menjadi kapital yang tidak bernyawa (dead capital)? Hernando de Soto, ekonom Peru yang dikenal dengan kajian-kajiannya tentang ekonomi dan demokrasi, punya jawabannya. Dalam bukunya yang terbit tahun lalu, Mystery of Capital, ia menyebutkan lima misteri kapital: misteri hilangnya informasi, misteri modal, misteri kesadaran politik, misteri dari pengalaman sejarah Amerika, dan misteri kegagalan dalam sektor hukum. Kelima misteri ini menjelaskan mengapa aset di negara berkembang tidak bisa berkembang seperti di negara maju, dan kenapa umumnya kapitalisme gagal berkembang di Dunia Ketiga.

Beberapa misteri ala De Soto tampaknya relevan dengan kegagalan berkembangnya usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. Adalah kenyataan bahwa UKM kita di satu sisi berdaya tumbuh sangat tinggi, sementara di sisi lain tingkat kematiannya pun besar. Ini menyebabkan UKM tidak mampu berkembang seperti halnya unit usaha yang didirikan di negara maju.

Karena tingkat kelahiran dan kematian yang sangat tinggi tersebut, informasi tentang UKM sukar dikembangkan. Kalaupun bisa, nilai informasi itu umumnya sangat mahal mengingat risikonya pun tinggi dan biaya pengumpulan informasi per unit pinjaman sangat tinggi pula. Dua hal tersebut menyebabkan lembaga keuangan umumnya akan mengenakan biaya yang sangat tinggi untuk melakukan hedge terhadap risiko kegagalan kredit untuk UKM. Ironisnya, karena biaya peminjaman yang mahal itu, hanya peminjam yang kurang berhati-hati yang akan bersedia meminjam. Menyadari hal ini, pihak perbankan akan dengan sendirinya membatasi jumlah…

Keywords: -

---

Foto Terkait