Dari Lemari Buku Sang Kakek

Edisi: 17/31 / Tanggal : 2002-06-30 / Halaman : 84 / Rubrik : IQR / Penulis : Anggraini, Dewi , Suyono, Seno Joko ,

"Bukankah Anda menyembah sapi?"
Kerongkongan saya tercekat…; saya ingin menjawab banyak, tapi tak bisa.
"Bukan, bukan begitu… di negeri saya orang tak makan daging sapi… karena sapi memberi kita susu, membantu membajak sawah dsb., mereka amat berguna…."

***

KENANGAN Amitav Ghosh di sebuah pedesaan terpencil di Mesir, seperti diutarakannya dalam In an Antique Land, mungkin lucu, mungkin pula menohok. Buku itu, sebuah memoar catatan perjalanan, merekam pengalamannya di Mesir. Pada 1980, ia tinggal di Latifa, sebuah desa muslim di Mesir, untuk menyelesaikan disertasi antropologinya. "Masyarakat di sana tak pernah melihat orang India," tulis Ghosh, "Yang ada dalam pikiran mereka tentang Hindu itu amat stereotip. Setiap saya jalan-jalan dan bertemu dengan sapi, mereka berharap saya akan bersimpuh dan berdoa kepadanya."

Seorang sastrawan, seorang antropolog, itulah dua sisi Amitav Ghosh. Pengarang ini mungkin memiliki tempat tersendiri dalam barisan sastrawan India pascakolonial. Ia mulai dengan sketsa-sketsa perjalanan. Lalu ia berusaha mengembangkan imajinasinya melalui pengalamannya di lapangan teks-teks sejarah—seperti petualangannya di Timur Tengah.

Di Mesir, ia menemukan naskah abad ke-12 dari seorang Yahudi Tunisia bernama Abraham Ben Yiju di sebuah sinagoge. Dalam teks kuno itu, Ben mengisahkan dirinya menetap di Mangalore selama 17 tahun. Ia kawin dengan seorang perempuan dari Malabar dan membeli budak dari India bernama Bomma. Yang edan, Ghosh lantas me-lacak keturunan si budak berbekalkan catatan harian Ben. Pembaca disuguhi suatu cerita yang intim, gabungan antara reportase, imajinasi, dan dialog sejarah.

Lahir di Kalkuta pada 1956, Ghosh berpindah-pindah mengikuti tugas militer bapaknya ke Bangladesh,…

Keywords: -

---

Foto Terkait