Kekayaan Di Balik Kebangkrutan

Edisi: 17/31 / Tanggal : 2002-06-30 / Halaman : 134 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Taufiqurohman, M. , Tanjung, Leanika , Suryalibrata, Rian


IA baru mengenal Tanah Jawa pada usia 24 tahun. Pada tahun 1948, Suhargo Gondokusumo—Go Ka Him, begitu nama aslinya—berlayar menggunakan kapal Cicalangga meninggalkan Kota Chuan Ciu, Provinsi Fukkien, Cina, untuk mencari penghidupan di sini. Dalam hitungan tak sampai 25 tahun, bukan hanya penghidupan, tapi juga kekayaan yang berlimpah-limpah diraupnya.

Suhargo, anak bungsu dari lima bersaudara yang yatim piatu sejak berusia tiga tahun itu, ternyata lihai berbisnis. Kerajaan bisnisnya dibangun pada 1954 dengan mendirikan NV Makmur. Perusahaan ini lalu menjelma menjadi Grup Dharmala dengan delapan divisi, dari perdagangan hasil bumi, properti, sampai jasa keuangan. Gurita usahanya meluas sampai ke Hong Kong, Singapura, Manila, Bangkok, Taipei, hingga Paris. Pak Go—begitu ia akrab disapa—pernah tercatat sebagai salah seorang dari 105 orang terkaya di kawasan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…