Jurus Bersaing Di Pasar Bebas Dari Beijing

Edisi: 09/30 / Tanggal : 2001-05-06 / Halaman : 105 / Rubrik : SUP / Penulis : PDAT


Konsumen diuntungkan karena banyak pilihan. Pemerintah RI perlu belajar dari negeri itu bahwa insentif pajak ekspor, desentralisasi, dan kemudahan berdagang telah menigkatkan kegiatan ekonomi.

DI layar televisi, kita sering menonton adegan orang bersepeda motor dengan dialog seperti ini: "Baru seminggu dipakai, businya ganti. Bensinnya boros, sekernya jebol," keluh seorang pengendara motor kepada Aminah Cenderakasih, yang biasa berperan sebagai Mak Nyak dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan.

"Makanya, jangan pakai merek baru. Pakai Honda," ujar Mandra, menasihati rekannya yang menggunakan motor merek lain itu. Belakangan memang banyak motor dengan merek-merek baru yang membanjiri pasar Indonesia. Dan cukup agresif juga pemasarannya.

Maka, seolah seperti menjawab iklan di atas--dalam adegan iklan lain, tapi tetap menggunakan tokoh-tokoh dalam Si Doel juga--Jialing, salah satu produsen motor Cina, membalas. "Sekarang udeh bukan zamannya pake bebek, tapi zamannya bangau," kata Rano Karno, yang dalam iklan itu mengendarai motor, melintas di antara bebek-bebek yang berlarian.

Itulah perang terbuka penawaran sepeda motor di televisi. Keras, dan praktis hampir melupakan soal etika. Tapi, karena iklan-iklan itu memanfaatkan suasana khas yang sudah terbangun di benak publik oleh sinetron Si Doel Anak Sekolahan, iklan-iklan itu tampaknya efektif--sembari menambah kocek anggota paguyuban Si Doel tentunya.

Perang iklan itu menunjukkan betapa kerasnya persaingan bisnis sepeda motor di negeri ini, terutama setelah membanjirnya produk-produk dari Cina. Dengan harga murah dan kualitas baik, produk motor dari Cina dianggap cocok dengan pasar Indonesia, yang sedang dihantam krisis ekonomi.

Importir sepeda motor dari Cina memiliki kepercayaan diri yang kuat. Salah satunya ini: "Promosi besar-besaran kami lakukan dengan bintang aktor laga Willy Dozan. Itu strategi untuk melawan pemain lama yang sudah kuat mereknya," kata Lunardi, Chief Executive Officer PT Global Lestari Motorindo, agen tunggal pemegang merek (ATPM) motor Beijing. "Kami yakin karena kualitas barang kami baik. Kami punya jaringan kuat serta layanan purna jual, harga bersaing, dan bisa kredit."

Peta pasar sepeda motor memang sudah berubah setelah invasi motor Cina. Sedikitnya terdapat 30 importir dan 220 merek motor Cina yang terdaftar di Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Dari jumlah itu, 120 merek sudah dapat izin. Namun, yang sudah lebih dulu beredar di pasar 70 merek.

PT Global bukan pemain baru di segmen motor, karena sejak 1976 sudah menjadi ATPM motor Suzuki. Untuk motor dari Cina, PT Global membangun…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
TEMPO DAN DUNIA YANG BUNDAR
1991-03-09

Pada ulang tahun ke-20, tempo menerbitkan edisi khusus yang menampilkan "duta-duta" tempo yang berhubungan dengan…

P
PESTA, PRESTASI DAN BISNIS
1989-08-26

Sea games xv di kuala lumpur dari 20 agustus 1989 s/d 31 agustus 1989. diikuti…

M
MEREKA YANG TERBAIK
1989-09-09

Sea games xv di kuala lumpur, dengan indonesia menjadi juara umum. nurul huda & eric…