Menunggu Isyarat Washington

Edisi: 26/32 / Tanggal : 2003-08-31 / Halaman : 32 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Manggut, Wenseslaus , Supriyatun, Upiek, Hakim, Jalil


DUA pejabat penting intelijen itu bergegas memasuki ruang tunggu Bandar Udara Soekarno-Hatta, Sabtu malam pekan lalu. Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As'at Said dan Muchdi P.R., salah seorang deputi di lembaga itu, tengah bersiap melakukan tugas penting: berangkat ke Amerika Serikat untuk menjajaki pembicaraan ihwal Hambali. TEMPO kebetulan bertemu dengan kedua pejabat yang mengaku "ada urusan soal Hambali" itu.

Pria dari Kampung Pamokolan, Cianjur, Jawa Barat, berusia 39 tahun itu pekan-pekan ini jadi rebutan sejumlah negara seperti Australia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Amerika Serikat, dan tentu saja negeri leluhurnya, Indonesia. Di Tanah Air, ia dituding sebagai otak sejumlah ledakan. Ia konon ikut merancang sedikitnya 41 teror yang menyebar di seantero negeri sejak tahun 2000 lalu: dari pengeboman malam…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…