Seorang Aktris Dengan "a" Besar
Edisi: 07/22 / Tanggal : 1992-04-18 / Halaman : 52 / Rubrik : SEL / Penulis : LSC
PINTU kaca itu terbuka perlahan dan sebuah lorong hitam terbentang di
hadapannya. Clarice Starling melangkah perlahan, setapak demi setapak. Agen
FBI yang masih berstatus siswi ini mendengar bunyi desis dan raungan pasien
dalam sel-sel yang berderet. Ia pura-pura tak mendengar. Sel Dokter Hannibal
Lecter ada di ujung lorong dan ia harus dapat menemuinya. "Aku bisa mencium
bau kemaluanmu . . .," desis seorang pasien tetangga Lecter, yang
mengendus-endus ingin meraih Starling. Starling tak bisa melihat wajahnya,
karena hampir seluruh mukanya tertutup rambut yang hitam bagai ijuk. Starling
hanya mendengar dengusan yang mengerikan itu dan ia tetap berjalan menuju sel
Lecter, seorang psikiater jenius yang kanibalis.
; Itulah adegan yang mencekam dalam The Silence of the Lambs karya Jonathan
Demme, sebuah film "sinting" yang pekan lalu meraih lima piala Oscar. Sebuah
film psikologis dengan latar belakang kriminalitas. Maka, lihatlah Dokter
Hannibal Lecter (yang diperankan dengan baik oleh Anthony Hopkins) mengunyah
leher seorang polisi, sementara calon agen FBI Clarice Starling (Jodie Foster)
perlahan-lahan masuk ke dalam kehidupannya. Secara keseluruhan inilah film yang
seolah hanya dibuat untuk Jodie Foster dan Anthony Hopkins. Karena keduanyalah
ketegangan demi ketegangan terbangun melalui permainan mereka yang sangat
kompak. Keduanya memang layak mendapatkan penghargaan prestisius di Amerika
itu. Dan Jodie Foster, meski sudah 29 tahun, memang layak disebut sebagai
"anak ajaib".
; Lahir di Los Angeles 19 November, 29 tahun silam, Alicia Christian (Jodie)
Foster tumbuh tanpa mengenal ayahnya. Orangtuanya bercerai ketika ia masih
berbentuk janin dan sejak lahir ia hanya mengenal "Brandy", nama panggilan
ibunya, sebagai orangtua tunggalnya.
; Anak bungsu dari empat bersaudara ini sudah mengenal kamera ketika ibunya
bekerja sebagai humas produser Arthur Jacobs. "Saat itu kami memang tidak
kaya raya," kenang Jodie. "Tapi kami hidup penuh dengan aktivitas
kebudayaan. Kami selalu makan roti Tuscan, Mom akan selalu menyetir mobil
Peugot dan menonton film-film Prancis yang nyeni. Kami tumbuh sebagai
keluarga yang sangat menghargai kesenian tinggi," ungkap Jodie.
; Suatu hari ketika Brandy sedang mengantar Buddy, abang tertua Jodie, untuk
rekaman film Coppertone, sang produser tertarik untuk mencoba Jodie menemani
abangnya di muka kamera. Melihat betapa lincahnya puteri bungsunya beraksi,
Brandy segera mempergunakan kesempatan itu.
; Jodie memang tumbuh, menurut majalah Rolling Stones, The Child of the
Movies, anak dunia film. Dan itu bukan sesuatu yang datangnya
sekonyong-konyong. Si kecil Jodie ternyata sudah belajar membaca sejak usia
tiga tahun dan sudah lancar membaca skenario film iklan ketika berumur lima
tahun. Sejak itu, selain ke sekolah, hari-hari Jodie dipenuhi dengan syuting
film-film iklan. Ketika berusia tujuh tahun, pemirsa televisi Amerika
tercengang melihat akting si kecil Jodie dalam serial Mayberry, Eddi'e
Father, My Three Sons, Gunsmoke, Julia, Ironside, Bonanza. Film masa
kanak-kanaknya paling…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…