Alessandra Mussolini, Si Jelita Neo-fasis
Edisi: 07/22 / Tanggal : 1992-04-18 / Halaman : 60 / Rubrik : SEL / Penulis : BBU
Di antara persaingan 130-an partai dalam pemilu Italia, Partai Gerakan
Sosialis yang neo-fasis menampilkan calonnya yang cantik jelita: Alessandra
cucu Mussolini. Dan ia meraih kursi di parlemen.
; IA mewarisi kecantikan Sophia Loren. Tulang pipinya yang menonjol, mulutnya
yang lebar, dan matanya yang hijau dan agak miring memang mengingatkan orang
pada aktris Italia terkenal itu. Ia juga memiliki keberaniannya berpose:
sebuah kulit muka majalah Jerman menampangkannya dengan baju tipis, terbuka
bagian depannya, menyuguhkan semuanya. Bahkan jauh sebelumnya, di tahun 1983,
tubuhnya muncul di majalah hiburan untuk pria, Playboy. Hubungan keduanya
memang dekat: dialah keponakan sang bom seks Italia itu.
; Ia juga mewarisi kemasyhuran Benito Mussolini, semata karena namanya. Maka ia
tak merasa harus punya prestasi khusus ketika terjun di dunia politik,
mewakili partai neo-fasis, yakni Movimento Sociale Italiano (MSI) atau Partai
Gerakan Sosial Italia. "Nama saya sudah jadi jaminan," katanya. Ya, mengapa
tidak bila dirinya memang cucu sang diktator sekutu Hitler pada Perang Dunia
II itu.
; Itulah Alessandra Mussolini yang pekan lalu, lewat pemilu 5 April, sah meraih
satu kursi dalam parlemen Italia. Orang pun lalu menyebut-nyebut bangkitnya
neo-fasisme di Italia sekarang ini. Agak berlebihan memang. Sebab, dilihat
dari perolehan suara partai MSI, partai warisan Mussolini ini sebenarnya tak
memperoleh suara lebih banyak daripada pemilu sebelumnya. Tapi mungkin orang
melihat dari sudut lain. Alessandralah orang pertama keturunan Benito
Mussolini yang terjun dalam politik. Tak cuma terjun, ia pun sukses meraih
kursi di parlemen.
; Padahal, Alessandra, warga Roma, memilih mewakili kota Napoli yang paling tak
teratur. Kota yang menyimpan banyak pengangguran, yang diselimuti polusi, dan
yang dikuasai oleh camorra, mafia Italia. Di segala sudut Napoli, orang sulit
untuk tak melihat sekelompok lelaki berwajah angker, yang pergelangan
tangannya berhiaskan rantai emas, dan mengenakan jaket kulit lusuh. Dan bila
Anda menatap mereka, segera terdengar suara bisikan: jangan tatap mereka,
mereka itu mafioso.
; Tapi di kota yang bernafaskan anarki inilah -- mobil-mobil seenaknya berjalan
di jalur yang salah, tak berhenti di lampu merah, dan tak seorang polisi pun
yang menghentikannya -- Alessandra Mussolini berkampanye dengan rok mininya,
bibir merahnya, dan sepatu bot setinggi lututnya.
; 'Napoli itu penuh dengan kemanusiaan dan emosi. Kota yang sebenarnya penuh
simpati," kata Alessandra. "Mafia memang jadi masalah, tapi penjahat
terorganisasi kan ada di mana-mana di dunia ini."
; Yang sebenarnya, Maria Scicolone, adik Sophia Scicolone yang kemudian
terkenal dengan nama Sophia Loren, ibu Alessandra, dibesarkan di dekat Napoli.
Sang ibu ini mengaku mengenal benar psikologi Napoletiano, orang-orang Napoli.
Ia punya kenangan yang akan tetap melekat di kepalanya, yakni tentang
perlindungan dan terowongan bawah tanah, tentang bom-bom berjatuhan di masa
perang. Maka, selama kampanye di sudut-sudut Napoli, di mana ada Alesandra, di
situ…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…