Sabtu Atau Ahad, Apa Salahnya?

Edisi: 07/22 / Tanggal : 1992-04-18 / Halaman : 82 / Rubrik : AG / Penulis : JK

SABTU pagi 4 April 1992, di Masjid Al Furqan Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia, Jakarta, ribuan umat Islam menunaikan salat Idul Fitri. Sementara
itu, di luar pekarangan masjid, ribuan orang tak kebagian tempat salat. Maka
dengan bijaksana pihak Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) itu
menyelenggarakan salat Idul Fitri di masjid itu sekali lagi.

; Membludaknya jemaah salat Ied terjadi juga di Masjid Ampel, Surabaya. Dan
kemungkinan besar hal membanjirnya jemaah itu juga terjadi di tempattempat
lain di kotakota lain. Inilah akibat adanya perbedaan pendapat antara
Departemen Agama di satu pihak dan NU dan DDII di lain pihak dalam menetapkan
1 Syawal tahun ini. Karena tak banyak masjid yang menyelenggarakan salat Ied
pada hari Sabtu sesuai dengan anjuran NU, jemaah yang ingin bersalat Ied hari
itu menumpuk di masjid-masjid tertentu itu.

; Tak banyaknya masjid menyelenggarakan salat Ied pada hari Sabtu mencerminkan
kebingungan para pengurus masjid. Di Masjid Baiturachman Surabaya, misalnya.
Pada Jumat malam, 3 April 1992, di masjid itu masih diadakan salat tarawih,
yang biasanya dilakukan 23 rakaat. Tiba-tiba setelah salat berjalan delapan
rakaat, si imam, yang rupanya sejak awal sudah ragu apakah 1 Syawal jatuh
hari Sabtu atau Ahad menghentikan salat dan minta jemaah melakukan takbiran.
Setelah jemaah bermusyawarah, diputuskan bahwa salat tarawih terus
dilanjutkan. Tapi akhirnya takbiran pun diadakan sekitar pukul 11 malam
setelah pengurus masjid memperoleh konfirmasi dari Masjid Sunan Ampel,
Surabaya, masjid tertua yang rupanya kebijaksanaannya dijadikan rujukan
masjid-masjid yang lain.

; Jumat malam yang sama, di Demak, Jawa Tengah,…

Keywords: -

---

Foto Terkait