Merombak Tata Niaga, Menyelamatkan Bppc

Edisi: 07/22 / Tanggal : 1992-04-18 / Halaman : 84 / Rubrik : EB / Penulis : BK

SUASANA di Bina Graha, Kamis pagi pekan lalu, mirip sidang terbatas Ekuin,
yang biasa diselenggarakan sepekan sekali. Di situ hadir tujuh menteri,
kemudian Jaksa Agung Singgih, plus empat direktur jenderal dari Departemen
Perdagangan, Koperasi, Perindustrian, dan Keuangan. Pertemuan penting ini
dipimpin oleh Presiden Soeharto, berlangsung hampir dua jam.

; Setelah Presiden meninggalkan ruangan, sebuah diskusi di antara hadirin masih
berlangsung sekitar 15 menit. Sungguh, suasana yang tergambar di atas
menunjukkan bahwa sesuatu yang penting telah terjadi. Apa gerangan?

; Ternyata, pertemuan ini untuk mengubah tata niaga cengkeh yang baru berusia
setahun itu. Tepatnya, seperti diumumkan Menko Ekuin Radius Prawiro pada hari
itu, Pemerintah akan mengalihkan tugas penyanggaan cengkeh dari BPPC (Badan
Penyangga dan Pemasaran Cengkeh) kepada Inkud (Induk Koperasi Unit Desa) dan
Puskud (Pusat Koperasi Unit Desa).

; "Penyerahan kekuasan" ini akan dilakukan bertahap dalam jangka tiga sampai
lima tahun. Sebagai langkah pertama, BPPC membubarkan 11 cabangnya di luar
Jawa. Hanya tinggal tiga cabang yang dipertahankan: Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan Yogyakarta. "Tiga daerah ini dipilih karena dekat dengan pabrik rokok,
dan untuk mempermudah pengawasan," kata Tommy Soeharto, Ketua Umum BPPC,
selepas mengadakan pertemuan dengan para pejabat Departemen Koperasi.

; Meski masih memegang kendali utama penyanggaan cengkeh, beban BPPC tak lagi
seberat semula. Sebab, tugas BPPC…

Keywords: -

---

Foto Terkait