Demokrasi Model Karantina
Edisi: 27/32 / Tanggal : 2003-09-07 / Halaman : 88 / Rubrik : KL / Penulis : Setia, Putu, ,
LAIN padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Di masa kepemimpinan Soeharto, padang dan lubuk itu memang penuh dengan duri, tapi tidak kelihatan karena dipasang sedemikian rapi. Ibarat lirik lagu dangdut, terasa tapi tak teraba. Para "belalang dan ikan" tahu adanya duri dan onak yang jadi rambu-rambu demokrasi ala Orde Baru. Misalnya untuk memilih gubernur di daerah-daerah. Anggota DPRD, pejabat-pejabat daerah, dan tokoh-tokoh masyarakatnya tahu bagaimana aturan main yang tidak tertulis. Mereka menyodorkan nama ke Soeharto, dan "pemilik ladang dan lubuk" ini memilih siapa yang jadi gubernur. Gubernur sudah ditetapkan sebelum pemilihan.
Namun demokrasi harus berjalan dengan (pura-pura) baik. Karena itu, pemilihan tetap diadakan. Calon pun dimunculkan lebih dari satu orang. Memang, di masa Orde Baru, dalam pemilihan gubernur, calonnya harus lebih dari satu. Kalau tidak, tentu bukan lagi bernama pemilihan. Anehnya, untuk memilih presiden, diharamkan calon lebih dari satu. Kalau lebih, hasil pemilihan bisa tidak bulat. Presiden harus bulat, gubernur boleh agak lonjong.
Tapi yang bernama…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…