Hamzah Haz: "kami Diisukan Pecah Kongsi"

Edisi: 13/31 / Tanggal : 2002-06-02 / Halaman : 40 / Rubrik : WAW / Penulis : Harymurti, Bambang , Muryadi, Wahyu , Sudarsono, Gendur


DIHIASI sejumlah lukisan dan pajangan cendera mata dari berbagai negara, ruangan itu tampak asri. Di salah satu sisi temboknya terpampang sebuah lukisan alam pegunungan. Seorang lelaki tengah memancing di bawah air terjun yang indah. Di sisi yang berlawanan, tergantung lukisan harimau Jawa yang ganas dibingkai kayu berwarna emas. Di ruang tamu Istana Wakil Presiden inilah Hamzah Haz menerima TEMPO, Kamis siang pekan lalu. Berpakaian safari abu-abu dan berpeci miring gaya khasnya, ia duduk dengan tenang, persis di depan lukisan air terjun.

Ketenangannya sungguh kontras dengan hiruk-pikuk politik di Jakarta akhir-akhir ini. Para politisi masih sibuk membicarakan langkah Wakil Presiden menemui Ja'far Umar Thalib, yang ditahan di Polda Metro Jaya awal Mei lalu. Oleh banyak pihak, ayunan langkah Hamzah dinilai tidak seirama dengan Presiden Megawati, yang merestui penangkapan Panglima Laskar Jihad itu.

Hubungan kedua figur pun lalu dianggap mengendur. Apalagi, sebelumnya Hamzah Haz, yang juga Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), gagal mengegolkan Samudra Sukardi menjadi Direktur Utama Garuda. Upayanya terbentur tembok Istana Presiden, yang rupanya lebih mendukung Indra Setiawan.

Suhu politik di Ibu Kota kian hangat setelah muncul manuver di luar panggung pemerintahan. Kelompok Amien Rais mulai sibuk menggalang kekuatan Islam di berbagai partai lewat serangkaian pertemuan. Poros Tengah, yang tiga tahun silam sukses mengusung Abdurrahman Wahid ke Istana Presiden, seolah akan dihidupkan lagi. Tujuannya nyaris tak berubah, yakni untuk melawan kekuatan kaum nasionalis di bawah payung Megawati.

Lalu, ke mana Hamzah berpaling? Politisi kelahiran Ketapang, Kalimantan Barat, ini rupanya masih mendayung di antara dua karang. Ia masih menjaga hubungan baik dengan Megawati. Tapi lelaki berusia 62 tahun ini juga menancapkan kakinya di kalangan poros Islam. Buktinya, Alimarwan Hanan, orang kepercayaannya di PPP, bersedia menjadi tuan rumah pertemuan kubu Amien Rais itu bulan depan.

Selama berkiprah di belantara politik negeri ini, langkah Hamzah memang selalu hati-hati. Hamzah juga tidak bisa dibandingkan dengan figur lain yang pernah memimpin PPP. Ia tidak bisa disamakan dengan Buya Ismail Hasan Metareum (1988-1998), yang sikapnya menyejukkan layaknya lukisan air terjun di Istana Wakil Presiden. Tapi, figur yang perjalanan karirnya banyak dihabiskan di parlemen ini juga tidak bisa disandingkan dengan H.J. Naro (1974-1988), yang flamboyan dan sedikit garang.

Hamzah punya gaya sendiri. Ketika kelompok Zainuddin M.Z. melawan kepemimpinannya, ia tidak mau berkompromi. Namun, tokoh sayap NU di PPP ini juga enggan menyerang balik secara frontal. Ia membiarkan Zainuddin mendirikan PPP Reformasi. Yang pasti, kemelut di Partai…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…