Berpadu Tanpa Bulan Madu

Edisi: 28/32 / Tanggal : 2003-09-14 / Halaman : 64 / Rubrik : OR / Penulis : Yunus, Sapto, Dalle, Rumbadi ,


MENYONGSONG shuttlecock yang dihunjamkan oleh lawannya, Candra Wijaya dengan sigap melemparkan badannya ke sudut kanan lapangan. Ujung raket yang diayunkannya dalam posisi telentang bisa mengusir bola bulu yang meluncur deras. Tapi pukulan itu kurang melambung, gagal melewati bibir net. Halim Haryanto, pasangannya yang berdiri di depan net, hanya menunduk lesu menyaksikan kegagalan ini. Desahan kekecewaan penonton yang memadati gedung olahraga di Batam, Sabtu, dua pekan lalu, membuat kekalahan itu semakin menyesakkan dada.

Setelah menguras keringat sepanjang tiga set, Candra dan Halim mesti mengakui kehebatan lawannya, pasangan Pramote Teerawiwatana dan Tesana Panvisvas dari Thailand, di semifinal Indonesia Terbuka itu. Ini membikin Candra, 28 tahun, agak terpukul. "Kami susah menerapkan permainan cepat yang kami miliki," ujarnya. Di kejuaraan ini, Indonesia akhirnya cuma merebut satu gelar juara, yang diraih oleh Taufik Hidayat di tunggal putra.

Itulah penampilan pertama Candra bersama pasangan barunya, Halim Haryanto, 27 tahun. Kendati belum membuahkan prestasi yang menggembirakan, semangat yang lebih…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…