Iming-iming Hadiah, Yang Untung Bukan Nasabah
Edisi: 13/31 / Tanggal : 2002-06-02 / Halaman : 91 / Rubrik : IT / Penulis : Mathari, Rusdy, Cahyana, Ludhy ,
SETELAH berjilid-jilid ditulis media massa, dunia perbankan ujung-ujungnya kembali lagi ke tabiat lama: tabungan berhadiah. Dari sejak BCA mengenalkan "Gebyar BCA" pada 1989 hingga sekarang, yang namanya tabungan ternyata terus-menerus ditawarkan dengan buntut berhadiah. Kreativitas para bankir rata-rata tumpul.
Jadi, tidak ada yang baru. Tak ada bank, misalnya, yang berani menawarkan tabungan tanpa hadiah dan berpromosi "Menabunglah di bank kami, karena bank kami sehat dan tidak menyediakan hadiah apa pun."
Kalaupun ada bank yang menawarkan tabungan tanpa hadiah, jumlahnya dipastikan bisa dihitung dengan jumlah jari sebelah tangan. Itu pun mereka lakukan karena bank-bank tersebut ingin menjajal terobosan baru, tapi--bisa dipastikan--karena mereka memang tidak ada dana untuk itu. Setidaknya buat mempromosikannya.
Iming-iming hadiah bagi para calon penabung konon dipercaya sebagai promosi terampuh untuk menarik dana masyarakat ke bank penyelenggara tabungan berhadiah. Ini mungkin disebabkan oleh kesuksesan BCA meraup Rp 1 triliun beberapa bulan setelah menggelar Gebyar BCA untuk pertama kali. Seorang bankir menyebut politik iming-iming ini sebagai salah satu cara mengeruk dana murah dari masyarakat di tengah sulitnya likuiditas.
Menurut dia lagi, cara itu lebih ampuh dibanding, misalnya, membiayai bunga deposito, yang suku bunganya cenderung naik. "Bayangkan, biaya bunga tabungan hanya 8 persen, sementara bunga deposito bisa 14 persen," ujarnya.
Ada keuntungan…
Keywords: -
Rp. 15.000
Artikel Majalah Text Lainnya
S
I
P