Dari Jauh Berburu Peninggalan Cina

Edisi: 28/32 / Tanggal : 2003-09-14 / Halaman : 100 / Rubrik : INF / Penulis : , ,

Siapa sangka hobi Eddy Mustafa Kemal Jaya mengkoleksi benda-benda keramik Cina kuno mampu mengundang salah satu keluarga Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei Darussalam ke ruang pamernya di kawasan Pluit, Jakarta Utara. Hobi yang ditekuninya sejak 27 tahun lalu itu memang telah terbilang sukses. Koleksi keramiknya kini diminati oleh para pengusaha, konglomerat, pejabat, sampai artis ternama. Malahan peminat asal Hongkong, Inggris dan Perancis pun tak jarang membeli benda antik Cina miliknya. "Seorang Perancis pernah membeli guci saya dari zaman dinasti Ming seharga delapan ribu dolar Amerika," tutur Eddy.

Peminat bertambah, pria berumur 51 tahun ini pun harus terus berupaya menambah koleksi keramiknya dari berbagai era kerajaan Cina. Padahal mencari keramik Cina asli berusia ratusan tahun bukanlah hal yang mudah. Eddy harus mengirim beberapa orang sebagai pemburu "harta karun" ini ke Cina. Pencarian pun bukan dilakukan di perkotaan Cina, melainkan daerah pedesaan di wilayah Jingdezhen propinsi Jian Xi. Jingdezhen memang dikenal sebagai pusat pengembangan keramik Cina sejak dinasti Tang (616-906 Masehi), zaman awal dikenalnya teknologi pewarnaan keramik Cina. Hingga saat ini masih ada penduduk asli Jingdezhen yang memiliki dan mengubur keramik asli peninggalan nenek moyang mereka. Nah, tugas anak buah Eddy ini adalah mencari orang-orang setempat yang mau menjual keramiknya sekaligus memastikan barang itu asli, bukan tiruan.

Jika menemukan keramik yang asli, para pemburu segera menelepon Eddy di Jakarta dan Eddy pun berangkat ke…

Keywords: -

---

Foto Terkait