Syafruddin Temenggung: "malaikat Pun Takut Masuk Ke Sini"

Edisi: 13/31 / Tanggal : 2002-06-02 / Halaman : 120 / Rubrik : EB / Penulis : , ,


"Buatlah hidup ini jadi lebih gampang," kata lelaki kelahiran Palembang 9 Agustus 1959 ini, tertawa lebar. Baru dilantik sebulan lalu, 22 April, Syaf—begitu ia disapa—memang selalu tampil penuh percaya diri. Tapi kemampuan doktor ekonomi regional dari Universitas Cornell, Amerika, ini memimpin BPPN, sebuah lembaga yang mengurusi Rp 600 triliun aset negara, barulah akan diuji. Syaf masih perlu membuktikan segala hitung-hitungannya di atas kertas bisa menjadi setoran yang berarti buat kas negara. Berikut petikan wawancara tim TEMPO dan Koran Tempo dengannya, Jumat petang pekan lalu.

Telah sebulan memimpin BPPN, apa yang Anda capai?

Saya berupaya melakukan percepatan. Kalau bisa, sebelum Februari 2004, BPPN sudah bisa ditutup. Ini memang tidak mudah, karena BPPN adalah sebuah gedung dengan konstruksi yang rapuh. Tiga fondasi yang ada—asset transfer kit (ATK), penyelesaian kewajiban pemegang saham (PKPS), dan kepemilikan saham—semuanya lemah. ATK tidak diverifikasi. PKPS juga jadi tanda tanya besar. Saham pun begitu. Kami, misalnya, punya saham dalam jumlah besar di Bank Lippo tapi tidak bisa melakukan apa pun. Dengan kondisi seperti ini, saya tidak heran kalau malaikat pun takut masuk ke sini, ha-ha-ha….

Kok, Anda berani?

Saya diperintah. Kalau masuk sendiri, takut juga saya. Saya kan sudah menolak, tapi sebagai pegawai negeri saya tidak bisa terus menolak jika berulang kali diperintah.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…