Cara Mewah Menghindari Kemacetan

Edisi: 14/31 / Tanggal : 2002-06-09 / Halaman : 52 / Rubrik : GH / Penulis : Rulianto, Agung , Rurit, Bernarda ,

HELIKOPTER itu berputar-putar berkali-kali di langit Tangerang. Sesekali capung bermesin itu hinggap di pusat bisnis Lippo Kawaraci, tapi tak lama kemudian terbang lagi. Lebih dari 20 kali, si heli naik-turun mengangkut penumpang.

Ada apa di Karawaci? Terjadi kebakaran atau kerusuhan? Ternyata tidak. Pesawat tersebut hanya mengantar penumpang berpiknik mencicipi naik heli.

Pada Minggu siang pekan lalu itu kebetulan ada perayaan ulang tahun Skotlandia di kompleks elite tersebut. Sekitar 100 orang yang hadir dalam acara itu tertarik untuk terbang dengan heli. Dengan ongkos Rp 250 ribu, mereka sudah bisa menikmati pemandangan Tangerang dari ketinggian 90 meter. Sekali putaran, heli itu mengangkut lima penumpang, yang dibawanya keliling selama sepuluh menit.

Bagi yang belum pernah naik helikopter, biaya tamasya singkat itu terbilang murah. Bandingkan bila mereka harus menyewa heli sendiri. Untuk sekali sewa, duit yang dikeluarkan bisa mencapai lebih dari US$ 2.000 (sekitar Rp 18 juta).

Hanya, menyewa helikopter pun bukan soal baru bagi orang-orang yang berkantong tebal di Jakarta. Malah ada kecenderungan mereka mulai memperlakukannya seperti taksi, yang bisa dipakai kapan saja. Untuk menghindari lalu lintas di Ibu Kota yang sering macet, ini merupakan terobosan yang jitu.

Helikopter yang dioperasikan di Kawaraci sehari-hari sebenarnya juga melayani rute Jakarta-Bandara Soekarno-Hatta. PT Air Pacific Utama yang memiliki bisnis ini menyebut armadanya sebagai…

Keywords: -

---

Foto Terkait