Abu Jibril: "allah Memerintahkan Agar Membalas Orang-orang Kafir Itu"

Edisi: 29/32 / Tanggal : 2003-09-21 / Halaman : 40 / Rubrik : WAW / Penulis : Fibri, Rommy, ,


MOHAMAD Iqbal bin Abdul Rahman, 46 tahun, menebar senyum. Meski telah dua tahun mendekam di penjara Malaysia, pendakwah di Selangor dan Kuala Lumpur ini tak terlihat tertekan. Jumat pekan lalu, dengan ramah tokoh yang juga dikenal sebagai Abu Jibril ini menyalami orang-orang yang mengunjunginya di tahanan imigrasi Malaysia di Kuala Lumpur. "Berkat kuasa Allah, saya baik-baik saja," ujarnya. Mengenakan baju koko dan peci putih, lelaki yang memelihara jenggot ini terkesan teduh dan tenang. Tak ada kecemasan pada sorot matanya yang tajam.

Ditangkap polisi Malaysia pada 30 Juni 2001, Jibril dikenai tudingan seram: ia dituduh menjadi bendahara Jamaah Islamiyah dan menjadi pentolan Kumpulan Mujahidin Malaysia (KMM), organisasi Islam radikal yang dianggap dekat dengan gerakan terorisme.

Tapi kejahatannya tak terbukti. Anehnya, alih-alih dibebaskan, pada 21 Agustus 2003 lalu kakak kandung Irfan S. Awwas, Ketua Majelis Mujahidin Indonesia, ini malah mendekam di tahanan Imigrasi Malaysia di Pusat Bandar Damansara, Kuala Lumpur. Pemerintah Malaysia juga mencabut "kartu penduduk tetap" (identity card) yang sudah dimilikinya sejak 18 tahun lalu. Padahal, berdasarkan peraturan Internal Security Act (ISA), bila tak terbukti bersalah, seorang tersangka hanya boleh ditahan paling lama dua tahun. Persoalan Jibril ini sempat menjadi bahan pembicaraan Presiden Megawati dan Perdana Menteri Mahathir Mohamad ketika keduanya bertemu dua pekan lalu.

Kini Abu Jibril mendekam di sel berukuran 8 x 5 meter bersama 11 orang lain. Umumnya penghuni sel itu adalah mereka yang tertimpa persoalan paspor palsu, surat keterangan kerja palsu, atau mereka yang bekerja tanpa surat keterangan kerja sama sekali. Mereka berasal dari Indonesia, Myanmar, Bangladesh, Pakistan, India, Sri Lanka, Thailand, dan Nigeria.

Kantor Imigrasi Malaysia ini terletak di deretan bangunan kantor dan pertokoan di Pusat Bandar Damansara, Kuala Lumpur. Di lantai satu, ada pos penjagaan. Di lantai lima, tempat ruang tahanan berada, tampak pegawai imigrasi sibuk mengutak-atik komputer, menandatangani surat, dan berjalan hilir-mudik.

Wartawan TEMPO Rommy Fibri Jumat lalu mengunjungi Abu Jibril di penjara untuk sebuah wawancara khusus. Sebelumnya, wartawan TEMPO Setiyardi dari Jakarta melayangkan pertanyaan tertulis melalui Badaruddin Ismail, aktivis LSM Suara Rakyat Malaysia—orang yang kerap membesuk Jibril. Di bawah sorot mata tajam petugas imigrasi Malaysia,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…